Setelah mengalami kejadian itu, Brian langsung saja membawa Manda pulang ke rumahnya. Padahal Manda terus berusaha membujuk Brian supaya Brian membawa Manda untuk pulang ke kosannya sendiri. Namun, Brian tidak menghiraukan apa yang di katakan Manda sehingga Manda pasrah untuk berbicara dan memilih untuk diam sambil memendam rasa kekesalan di hatinya yang mengebu-ngebu ingin memaki Brian. Tapi, Manda kembali teringat tentang kejadian Brian menolongnya barusan membuat Manda merasa bersalah jika dirinya memaki Brian, seharusnya Manda berterima kasih dengan Brian apa yang sudah Brian lakukan selama ini untuknya.
"Turunlah!" ucap Brian dengan dingin dan Manda pun langsung saja menuruti apa yang Brian katakan, lalu mengikuti langkah laki-laki itu yang terlihat sedang marah terhadapnya.
"Kenapa dengan wajahnya?" tanya Manda dalam hati.
"Bapak marah kepada saya?" tanya Manda dengan spontan karena perasaan di hatinya benar-benar merasa tidak enak ketika melihat wajah seseorang yang terlihat seperti tidak menyukai dirinya.
"Tidak!" jawab Brian dengan cuek.
"Bapak serius?" tanya Manda yang seolah-olah tidak mempercayai apa yang di katakan Brian.
"Hem," jawab Brian, lalu Manda melihat Brian melepaskan dasinya dengan sedikit kasar dan Manda yakin bahwa laki-laki di hadapannya itu sedang marah, namun Manda tidak tahu apa penyebab laki-laki itu marah saat ini.
"Silahkan, Bapak istirahat saja kalau Bapak lelah. Sebaiknya saya pu—" ucap Manda terpotong karena Brian tiba-tiba saja menariknya dengan sedikit kasar menuju ke arah kamar.
"Pak, apa yang ingin Bapak lakukan?" tanya Manda yang sedikit takut.
"Diamlah!" peringat Brian dengan dingin.
"Tapi ak—" ucap Manda terpotong lagi, ia merasakan tubuhnya tiba-tiba saja di angkat oleh Brian menuju ke arah kamar mandi dan kemudian merebahkan tubuh Manda ke dalam buth up.
"Pak!" panggil Manda yang terlihat kebingungan melihat Brian menghidupkan shower dan menyiram tubuhnya, sehingga Manda merasakan tubuhnya terasa sangat dingin.
"Sebaiknya kamu secepatnya membersihkan tubuhmu dari sentuhan laki-laki b******k itu!" ucap Brian, seluruh wajahnya memerah padam saat ini.
Melihat Manda di sentuh oleh lelaki lain membuat hati Brian sangat memanas dan ingin rasanya ia mencicang tubuh laki-laki itu jika laki-laki itu belum mati, namun Brian sangat menyayangkan itu semua padahal dirinya merasa belum puas laki-laki yang sudah menyentuh Manda mati dengan sangat mudah begitu saja. Brian sudah berniat ingin menyiksa laki-laki tersebut namun sayangnya Brian hanya bisa menahan rasa amarahnya saja saat ini.
Ketika melihat wajah Manda bersedih dan terluka, Brian menjadi ingin membalaskan dendamnya namun kali ini Brian akan membalaskan dendamnya kepada orang yang sudah menembak laki-laki itu, Brian tahu pasti laki-laki tersebut memiliki hubungannya dengan kejadian itu. Sehingga Brian memberi perintah kepada anak buahnya untuk menyelidiki semuanya dan sekaligus menangkap orang tersebut.
"Pak, saya sangat kedinginan!" ucap Manda sambil mengatup kedua giginya dengan rapat-rapat karena merasakan tubuhnya sangat kedinginan oleh air yang suhunya tidak di atur oleh Brian terlebih dahulu dan untungnya air tersebut suhunya tidak panas sehingga tidak menimbulkan kulit Manda terluka.
Brian menatap Manda sebentar, lalu beralih menatap tubuh Manda yang sudah basah kuyup itu dan seketika membuat Brian tersadar apa yang sudah ia lakukan terhadap gadis itu. Semua amarah sudah menguasai dirinya sehingga Brian tidak sadar dan tidak dapat mengontrol emosinya, membuat Brian merasa sangat bersalah terhadap Manda.
"Lepaslah pakain mu!" perintah Brian dan seketika membuat kedua bola mata Manda melotot tajam mendengar apa yang di katakan Brian barusan.
"Ti-dak!" ucap Manda terbata-bata sambil menutup dadanya dengan kedua tangannya.
Menurut Manda laki-laki dihadapannya itu benar-benar sangat konyol dan bahkan dirinya tiba-tiba di masukan kedalam buth up yang airnya sangat dingin dan kini malah Brian menyuruhnya untuk melepaskan pakainnya. Membuat Manda ingin rasanya memukul kepala bosnya itu supaya sadar apa yang sudah dilakukan terhadap dirinya.
"Cepat lepaskan! Kamu ingin mati kedinginan disini?!" tanya Brian dengan kesal.
"Padahal Bapak sendiri yang membuat saya kedinginan seperti ini!" gumam Manda protes dan seketika membuat Brian terdiam karena perkataan Manda membuat dirinya merasa dirinya tersindir dengan terang-terangan.
"Apa saya berkata salah?" tanya Manda dengan sengaja memojokkan Brian.
"Kamu ingin saya kunci di dalam kamar mandi ini? Baiklah!" ucap Brian mengancam Manda.
"Hah! tunggu! Baiklah, tapi Bapak keluar terlebih dahulu saya akan melepaskan pakain saya!" ucap Manda dengan cepat karena dirinya sangat takut mendengar apa yang di katakan Brian.
"Tidak! Saya akan tetap menunggu disini saja, kalau kamu menyuruh saya keluar maka saya akan langsung mengunci kamu di kamar mandi ini dari luar, kamu paham!" ucap Brian dengan tegas dan lagi-lagi Manda merasa dirinya tidak pernah menang melawan bosnya untuk berdebat.
"Pak, apa Bapak tidak bisa mengalah sedikit saja?" tanya Manda berharap Brian mengasihaninya.
"Tidak!" jawab Brian dengan singkat dan Manda hanya bisa menghela nafasnya dengan sangat kasar sekarang.
"Lepaskan saja, lagian saya sudah melihat semuanya dan—" ucap Brian terpotong.
"Stop!" ucap Manda dengan cepat ia tidak ingin mendengar penjelasan Brian yang terlalu vulgar menurutnya.
"Cepat lepaskan pakain kamu sekarang juga atau kamu ingin saya membantu kamu melepaskannya?" tanya Brian dengan penuh penekanan. Mendengar itu semakin membuat Manda ketakutan dan sangat bingung apa yang harus ia lakukan saat ini, dirinya tidak mungkin untuk melepaskan pakainnya di hadapan bosnya walaupun ia sadar apa yang di katakan Brian barusan memang benar. Tapi, itu semua bukan kemaunnya sendiri melainkan atas paksaan bosnya.
"Akh!" teriak Manda karena merasa sangat terkejut ketika Brian mengangkat tubuhnya untuk keluar dari dalam buth up.
"Dasar kura-kura kecil!" ucap Brian kepada Manda menurut Brian ' Kura-kura kecil' adalah nama yang pantas untuk Manda.
"Kura-kura kecil?" ucap Manda yang tidak terima dengan sebutan itu.
"Hem," jawab Brian dengan singkat.
"Cih!" Manda hanya berdecih saja mendengar ucapan Brian.
"Stop!" ucap Manda dengan tiba-tiba ketika Brian sudah menyentuh kancing bajunya sambil wajahnya memerah menahan malu.
"Bapak tolong hadap ke arah saja dan jangan sekali-sekali untuk melihat ke belakang!" peringat Manda.
"Kamu siapa? Sampai berani memberi perintah!" ucap Brian.
"Manda, siapa lagi?" ucap Manda.
"Aku tahu Kura-kura kecil!" ucap Brian dengan kesal, bahkan dirinya berbicara mengunakan bahasa non formal kepada Manda saat ini.
"Lalu?" ucap Manda.
"Stt!" geram Brian, baru kali ini dirinya menemui gadis yang sangat suka berdebat dengannya, selama ini Brian tidak pernah menghadapi gadis yang sangat suka berdebat dengannya atau membantah semua ucapannya dan sekarang gadis yang ia namai kura-kura kecil itu dengan sangat berani berdebat dengannya.
"Kenapa Bapak diam saja?" tanya Manda.
"Diamlah!" peringat Brian dan Manda hanya memutar kedua bola matanya karena merasa sangat jengah mendengar perkataan Brian yang selalu menyuruhnya untuk diam.
"Baiklah, sekarang Bapak hadap kesana!" ucap Manda.
"Tidak akan!" ucap Brian membantah.
"Ya sudah, aku juga tidak akan melepaskan pakainku!" ancam Manda dan dirinya pun juga tiba-tiba berbicara non formal kepada Brian karena menurutnya untuk apa dirinya berbicara yang sopan kepada bosnya jika bosnya sendiri membuat dirinya selalu kesal.
"Jangan memaksa ku untuk melakukannya disini, Manda!" ucap Brian dengan dingin dan seketika Manda memundurkan langkahnya karena sedikit ketakutan.
"Sebaiknya aku kabur saja, mumpung bos gila ini sedang tidak melihat ke arah sini!" gumam Manda, lalu dengan perlahan melangkahkan kakinya untuk keluar, sedangkan Brian sangat asik berbicara untuk mengancam Manda supaya Manda ketakutan terhadap dirinya.
"Manda, sebaiknya kamu menyerah saja dan menuruti perkataanku. Maka aku tidak akan memaksa kamu untuk melakukannya seperti kejadian tadi malam, kamu tenang saja aku akan—" ucap Brian terpotong karena ketika dirinya menoleh tiba-tiba saja Manda sudah hilang bagaikan di telan bumi.
"Dasar kura-kura kecil!" ucap Brian lalu mengatur nafasnya dengan pelan supaya amarahnya tidak meledak.