Tungguin

620 Kata

Waktuku harus meninggalkan tempat ini sudah dekat. Rasa kehilangan begitu melekat di hati. Keramahan Bulek Ningsih dan Pak Salim, mencandui. Mereka seperti keluarga baru bagiku. Tadi malam Laila menelponku. Dia memberikan alasan yang tepat untuk pergi dari sini. "Padahal prediksiku, kita tidak perlu mencari alasan seperti ini. Aku pikir, dirimu akan dipecat, eh, malah disayang," ucap Laila sambil terkekeh. Dia mengusulkan kalau sebenarnya aku sudah lama memasukkan pengajuan menjadi TKW, tetapi belum diberangkatkan karena kondisi global yang tidak menentu. Dia juga akan menghubungi Den Ajeng untuk menyampaikan hal ini. Jadi ini memudahkan aku. "Apa sih rahasianya, kok awet di sana? Atau, jangan-jangan ada yang dirahasikan dariku, ya?" tuduh Laila. "Tidak ada! Mereka suka karena aku ka

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN