7. DILEMA DALAM KATA CINTA

1018 Kata
Cinta, satu kata rumit untuk dipecahkan oleh Brian. Semenjak mengatakan mengajak Fira berpacaran dan ditolak mentah-mentah oleh Fira, membuat Brian seperti orang yang hilang arah. Entah ini Cinta atau obsesinya semata, tapi Brian memiliki rasa itu untuk Fira. Cinta juga mampu mengubah dirinya menjadi lebih baik, Brian mulai rajin untuk sholat dan tidak lagi sering pergi ke bar atau diskotik. Hanya satu yang tidak mudah dia rubah, yaitu ketergantungan obat-obatan. Hampir tiga bulan berlalu dan Brian mulai bisa mengontrol dirinya, tentu dengan bantuan seseorang. Dan orang itu adalah Bella sepupunya yang mengetahui segalanya, Brian diam-diam mengikuti saran Bella untuk pergi ke sebuah praktik khusus untuk seorang pecandu yang ingin bebas dari barang haram itu. Dan sejauh ini dia berhasil meski sangat sulit. Tiga bulan berlalu, dan Fira menjadi desainer sekaligus penyanyi terkenal. Waktu Fira sebagai desainer berkurang semenjak dia menerima rekaman kedua dan tour konser untuk album terbarunya. Fira semakin bersinar berkat Brian, dan Brian merasa sangat puas akan pencapaian yang dia juga Fira dapat. Satu keinginan dihati Brian sekarang adalah menjadikan Fira wanitanya, dan dia berusaha sekeras ini menjadi pria baik hanya untuk Fira. "Bro lama gak keliatan nih..." tepukan dibahu Brian membuat pria itu menoleh dan melihat salah satu teman yang biasa bersamanya di club. "Hai Ndi, ya seperti yang loe tahu gue sibuk. Fira dan gue lagi tour keliling Indonesia." Andi mengangguk mengerti, keberadaan mereka cukup mencolok di kedai kopi modern itu. Banyak pasang mata disana yang melihat dua pria terkenal di Indonesia itu. "Fira emang gila banget, suara aduhai, wajah cakep, body nya gak usah ditanya lagi." senyum Andi membayangkan tubuh Fira seketika membuat Brian muak. Dia berdiri dan menarik kerah baju Andi. "Hilangin pikiran kotor loe tentang Fira, dan jaga mulut loe. Ngerti!!" Andi yang sesak nafas sangat terkejut dengan tingkah Brian ini. Tapi dia malah tertawa, "Ah... Loe suka ya sama Fira artis loe itu?" Brian hanya diam dan meneguk kopinya. Tak lama Fira datang bersama seorang wanita. "Hai Brian, lama ya? Sorry ya, tadi macet trus di butik banyak kerjaan. Sorry ya." kata Fira lembut sambil tersenyum. "Iya gak apa-apa. Kalau gitu ayo pergi," Fira sempat melambaikan tangannya pada Andi karena sebagai sesama penyanyi mereka saling kenal. ***     "Brian, loe kenapa? Kok dari tadi cemberut gitu sih?" Tanya Fira heran melihat Brian. Saat ini mereka sedang dipesawat menuju kota Medan, Fira akan konser disana besok malam. Wajah kusut dan sikap cuek Brian saat ini sangat mengganggunya. "Lagi sariawan." jawab Brian asal dan Fira hanya bisa membentuk mulutnya dengan bunyi O yang panjang. Setelah menempuh waktu dua jam dipesawat akhirnya Brian, Fira dan rombongan mereka tiba di Kualanamu Internasional airport. Mobil yang sudah menunggu mereka membawa mereka menuju hotel untuk beristirahat. Setelah latihan untuk penampilannya dihotel sebentar Fira mengecek ponsel dan tidak menemukan apa-apa selain chat dari Akbar, pria yang dijodohkan orang tuanya . Akbar Latief. Lagi apa ? Aku dengar kamu lagi di Medan ya ? Fira membalasnya sambil tersenyum ringan, lalu berlalu masuk ke dalam kamarnya. Fira dikejutkan dengan Brian yang sudah ada didalam kamar hotelnya, "Brian ....." teriak Fira kesal . "Kamu ngapain disini ? Kok bisa masuk ?" Brian tertawa dan berdiri dari duduknya tadi. "Kamu lupa aku pemilik hotel ini ?"Kata Brian dengan senyuman menggodanya. "Ckckckck, sombong banget " Fira menatap Brian lalu duduk di ujung tempat tidurnya. Brian mengamati semua gerakan tubuh Fira yang membuatnya terjatuh semakin dalam dengan perasaannya kepada Fira. "Kamu mau apa ? Bicara diluar aja yuk. Gak enak kalau kita berdua disini." "Aku cuma sebentar, mau tanya tentang hal yang dikatakan Emil kepadaku tadi." Fira mengerutkan keningnya. "Kamu benar akan dijodohkan ?" Pertanyaan Brian membuat Fira tertawa. "Hahahaha...ya ampun kamu percaya ? Aku belum mau menikah Brian, dan kamu tahu hal itu bukan. Masjid yang aku impikan belum bisa terwujudkan , jadi aku belum mau menikah." Brian memang tahu jika Fira memiliki impian membangun sebuah masjid impiannya. Tapi dia tidak tahu itu adalah salah satu alasan kenapa Fira belum mau menikah. "Jadi kalau kamu sudah membangun masjid impianmu kamu akan menikah begitu ?" "May be " jawab Fira sambil berpikir. "Kalau begitu ayo kita menikah. Aku akan memberikan biaya untuk kamu membangun masjid ." Kepala Brian dipukul oleh Fira dengan sebuah majalah. "Tidak mau, aku ingin membangunnya dengan hasil uang kerjaku sendiri." Kata Fira tersenyum. "Sudah sana pergi, aku ngantuk. Bye.." Kata Fira mendorong tubuh Brian keluar dari kamarnya lalu menutup pintu dan menguncinya. **** Keesokan harinya, diruang tata rias Fira dimake over membuat Brian terpana memandangnya dari kaca. Fira menaikkan kedua alisnya membuat Brian gemas dan tertawa. "Kamu cantik." Puji Brian tulus, lalu dia berlalu meninggalkan Fira yang hanya tersenyum lalu fokus dengan menghapal lirik lagunya sambil dirinya masih di make up. Tiket konser Fira habis terjual dalam waktu dekat, para penggemarnya sangat menunggu hari ini. Dimana mereka bisa melihat Fira bernyanyi secara langsung, dan akhirnya semua penggemar Fira merasa sangat puas dengan konser ini. Fira sangat ramah, dan juga menghargai para penggemarnya. Suara nya juga begitu menghipnotis, sehingga membuat orang-orang berteriak histeris. Akhirnya tour konsernya yang terakhir selesai, Fira merasa lega. Dilihatnya Brian yang sedang berdiri dan berbicara dengan team penyelenggara konsernya. Fira benar-benar berterimakasih dengan Brian, pria itu benar-benar membuat hampir seluruh mimpinya terwejud. Fira tersenyum, tapi saat Brian ingin mendekatinya seorang wanita langsung merangkul Brian dan mengecup pipinya. Raut wajah kesal Brian membuat Fira tertawa, lalu Fira kembali ke ruang ganti untuk berkemas. Asistennya membantu Fira membuka semua perhiasan dan baju panggungnya, setelah selesai Fira duduk dikursinya sambil melihat ponselnya lagi. Akbar Latief. Aku ingin bertemu denganmu, kuharap kamu ada waktu. Fira menarik nafasnya dan memejamkan matanya, bahunya disentuh oleh seseorang yang dia tahu itu Brian. "Jangan pegang-pegang pak manager."Brian tertawa dan duduk disebelah Fira. "Ra, jalan-jalan yuk . Anak-anak juga mau rayain suksesnya konser kita." "Lalu ?merayakan atau jalan-jalan nih." Brian mengecek ponselnya dan menunjukkan pada Fira. "Besok aja jalannya, kan masih ada waktu. Malam ini kita ikut anak-anak yang lain aja." Fira mengangguk dan pergi bersama Brian juga Asistennya. Baru tiba dihalaman parkir, Fira sudah pucat. Dia tidak pernah ketempat seperti ini, pernah sekali itupun tidak sampai Lima belas menit dia sudah pulang kerumah . "Brian aku balik ke hotel aja ya." "Sekali-kali ikut dong mbak Fira," kata Asisten Fira , sedang Brian masih setia melihat wajah pucat Fira. Dia tahu Fira tidak terbiasa dengan hal ini. "Tenang saja, kita hanya sebentar. Aku akan menjaga kamu, aku berjanji." TBC...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN