2. JUMPA PERTAMA

984 Kata
"Loe mau pesan apa Ra?" tanya Emil kepada Fira yang masih sibuk dengan ponselnya. "Gue pesen kayak biasa aja deh. Sate kacang madura sama minumnya teh hangat aja." Emil memberitahu pesanan Fira dan dirinya. Tak lama mereka datang, beberapa pria dan wanita yang sangat berisik ikut mengambil tempat di angkringan pinggir jalan favorite Emil dan Fira ini. "Berisik banget sih mereka." kata Emil membuat Fira tersenyum sedikit. Pesanan mereka pun datang, Emil dengan lahap memakan sate padang yang dia pesan sedangkan Fira masih memakan sedikit demi sedikit pesanannya. Dia melihat sedih ke seorang anak wanita yang mengamen tapi tidak banyak yang memberikan sumbangannya. "Mil, bentar ya. Gue mau kesana bentar." Emil melihat arah yang ditunjuk Fira dan ingin bertanya. Tapi Fira sudah hilant dari hadapannya. "Dek, mau kakak bantu?" tanya Fira kepada anak wanita itu. Si anak melihat Fira dengan sedih. "Kamu kenapa sudah malam tapi masih ngamen. Uang jajannya gak cukup atau kenapa?" Tanya Fira mencoba mencari tahu apa penyebab anak kecil yang berusia sekitar delapan tahun ini berkeliaran jam sepuluh malam seperti ini. "Ibu aku sakit kak. Jadi ibu gak kerja, trus kalau aku gak bantu ibu kami gak bisa makan besok." Hati Fira begitu tersentuh, dia mengusap kepala anak kecil itu. "Kalau begitu ayo kakak bantu cari uangnya." Anak itu melihat Fira tak mengerti, tapi tangan Fira bertepuk-tepuk menandakan dia akan mengeluarkan suaranya. Awalnya orang-orang tidak melihat kearah Fira yang menyanyikan lagu Bunda dari Melly Goeslow. Tapi perlahan suara merdu Fira menarik perhatian pengunjung satu deret angkringan itu. Semua hening melihat kearah Fira dan menikmati suara Fira yang begitu indah. Disana, Brian melihatnya. Brian memakai topi dan kacamata fashion bulat berwarna hitam, dia datang bersama teman-temannya yang berisik tadi. Dia seorang Musisi terkenal jadi dia harus menyamar seperti ini. Suara Fira benar-benar membuatnya takjub. Setelah Fira selesai bernyanyi semua bertepuk tangan, dan anak wanita itu tersenyum bahagia. Karena uang yang dia kumpulkan kedalam kantung permen terisi penuh. Fira mengucapkan terimakasih dan menghampiri anak wanita itu. "Kak makasih ya." "Sama-sama. Nama kamu siapa?" Anak itu tersenyum malu. "Namaku Nia kak." "Oke kalau gitu Nia tunggu kakak disana ya. Kamu pulang bareng kakak aja." Anak itu tersenyum semakin lebar. Dia duduk dikursi yang ditunjuk Fira. Emil melihat interaksi Fira dan anak kecil yang duduk dihadapannya ini sekarang. Selain Emil, Brian juga melihat kedekatan seorang wanita yang mencuri perhatiannya lewat suaranya yang begitu indah. Dengan cepat tangan Brian mengambil foto Fira yang sedang memesan makanan di gerobak penjual sate itu. Dia harus mencari tahu tentang wanita ini, managment miliknya akan semakin bersinar jika wanita ini mau bergabung dengannya. Fira mendatangi Nia dan memberikan empat bungkus sate. " Mil, loe mau bareng gue gak? Gue mau nganterin Nia kerumahnya." Emil terlihat berpikir dan mengangguk. "Loe kan gak bawa mobil Fir. Yaudah deh sama gue aja, udah malam gini." Emil dan Fira berjalan bersama menuju mobil dengan menggandeng tangan Nia. Nia begitu bahagia bertemu dengan Fira dan Emil, terlebih Fira begitu baik padanya. *****     Diruangannya Brian melihat berkas yang dia dapat dari orang suruhannya. Ternyata wanita bersuara merdu itu bernama Fira Malaika Suharjo. Anak tunggal dari keluarga Prof. Dr. Agung Suharjo. Sepertinya akan sedikit sulit meminta Fira masuk kedalam managmentnya dan menjadi penyanyi terkenal. Keluarga Fira cukup terpandang dan pekerjaan Fira juga seorang desainer. Brian kemudian berinisiatif mengunjungi butik milik Fira itu, akan lebih baik dia memulai niatnya secepatnya. Dihisapnya rokok didepannya lalu tersenyum menutup berkas itu. Sebuah toko dengan nama 'F&E' membuat Brian yakin kalau ini adalah butik Fira. Dia masuk dan salah satu karyawan wanita menyapanya dengan sopan. Tapi saat menyadari kalau yang masuk kedalam butik mereka adalah Brian sang Musisi yang sering kali mondar mandir di Televisi membuat wanita itu histeris. Emil keluar dari ruangannya karena mendengar suara ribut-ribut dari luar. Dan dia terkejut bukan main, untuk apa seorang Brian ke butik mereka. Fira yang juga kebetulan baru dari luar masuk kedalam butik dan melihat pemandangan heboh di butiknya itu. Brian menyadari kehadiran wanita yang membuatnya ketempat ini dan menghampiri Fira yang masih berdiri melihatnya didekat pintu masuk butik. Brian mengulurkan tangannya "Hallo Fira, kenalkan saya Brian." Fira menyambut uluran tangan itu dan tersenyum kikuk. "Fira." katanya singkat. "Kamu punya waktu? Ada yang ingin saya bicarakan sama kamu." Fira melihat kearah Emil dan Emil memberikan kode agar Fira mau dan keluar bersama Brian. Fira mengangguk melihat Brian, anehnya bagi Brian. Fira seolah bisa menahan pesonanya, terlihat bagaimana Fira bereaksi biasa saja didepannya. Padahal kalau wanita lain akan sumringah sampai gigi mereka kering. "Kita bicara diruangan saya saja bagaimana?". Brian sangat mengapresiasi Fira karena tidak mengajaknya keluar butik dan malah keruangannya. Sungguh wanita luar biasa. Sesampainya diruangan Fira yang berada di lantai dua butik ini, Brian dipersilahkan duduk dan Fira juga ikut duduk dikursi kerjanya. "Jadi ada apa anda datang kesini?" Fira langsung to the point. Brian tersenyum dan membuat posisi duduknya serileks mungkin. "Saya ingin mengajak kamu bergabung dengan managment saya. Dalam arti kata sederhananya, saya ingin mengorbitkan kamu menjadi penyanyi." Fira terkejut, apa-apaan pikirnya. Dia memang suka menyanyi, tapi tidak untuk menjadi penyanyi. "Maaf, mungkin anda salah orang. Saya tidak bisa menyanyi." "Saya sudah mendengar suara kamu semalam di Angkringan kota tua." Fira mengerjapkan matanya, dan menggeleng. "Saya hanya sekedar bisa menyanyi, tapi untuk menjadi seorang penyanyi saya tidak memiliki kemampuan." Brian mengerti dengan situasinya saat ini dan dia tidak memaksakan keinginannya. "Baiklah, tapi saya harap kamu mau mempertimbangkannya. Saya yakin suara kamu bisa membuat semua orang terpukau, dan kamu tahu saat kamu menjadi penyanyi besar nantinya. Kamu bisa membantu siapa saja dengan hasil uang yang kamu dapatkan. Saya melihat jiwa sosialmu sangat tinggi, dan kamu pasti mengerti maksdu saya." Brian bangkit dari duduknya dan meyalami Fira. "Senang bisa mengenalmu nona Fira. Saya harap kamu mau bergabung dengan saya, ini sudah ada lagu yang saya ciptakan saat melihat kamu semalam. Dengarkanlah, dan beri tahu saya dimana kesalahan lagu ini." Brian keluar setelah meletakkan flash disk beserta kartu namanya dimeja kerja Fira. TBC...
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN