•BG – Pandangan

1100 Kata

Belum genap satu menit bel istirahat berbunyi, dari dalam kelas-kelas para siswa-siswi sudah berhamburan keluar menuju kantin. Sama halnya dengan Beby dan empat kawannya. Dari kelas sepanjang koridor mulut Gildan lah yang paling tidak bisa diam. Apa saja dibicarakan cowok itu. Bentukannya memang laki-laki tetapi mulutnya tidak sama sekali mencerminkan jati diri. Glen yang sudah jengah mendengar cerocosan tidak berguna Gildan menyumpalnya dengan remasan kertas yang kebetulan masih ia pegang bekas coretan mengisi kegabutan. Gildan yang menerima perilaku kasar teman es nya itu berengut kesal. Dibuangnya kertas dari dalam mulutnya sebal. “Dasar pepaya!” hardik Gildan. “Kenapa gak pisang aja.” Gwen yang berjalan disamping kirinya berujar. Hanya dia yang menanggapi sikap acak Gildan. “Harus

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN