7. Kemunculan Manusia Ular

1010 Kata
Uji klinis tahap terakhir ini cukup menyita perhatian dan membuat para profesor sibuk bukan main. Warga masyarakat sejagat tanah air pun digegerkan dengan kemunculan manusia ular. Puluhan orang dikabarkan berubah wujud menjadi manusia ular, tepat satu jam setelah disuntik Vaksin Kapido. Berita ini langsung menyebar dengan cepat ke seluruh penjuru tanah air. Berbagai rekaman video merebak dengan cepat. Para penduduk kota merasa terancam keamanannya. Telpon yang diterima Profesor Chiko dari Kementrian Kesehatan tadi meminta pertanggung jawabannya agar segera mencari tahu penyebab kemunculan manusia ular tersebut. Vaksin buatannya pun diminta segera dimusnahkan agar tak ada lagi manusia ular lainnya yang muncul akibat penggunaan vaksin tersebut. Kebanyakan menuduh jika vaksin buatan Tim Profesor Jeremie Chikitoz dianggap gagal. Dalam waktu dekat pihak kepolisian akan langsung mengamankan para profesor serta menyita seluruh peralatan laboratorium. Mereka akan dimintai keterangan secara detail untuk mempertanggungjawabkan semuanya. *** "Tidak, ini tidak mungkin!" Profesor Chiko menggelengkan kepalanya. Apa yang terjadi benar-benar di luar dugaan dan tak masuk diakal. Sebagian orang yang telah menerima vaksin buatannya itu kini terlihat menakutkan karena berubah menjadi manusia ular yang ganas. Sekujur tubuh mereka bersisik dengan warna hijau. Mulutnya bertaring dengan mata merah membara, siap menerkam siapapun. Kemungkinan besar jumlah manusia ular akan bertambah apalagi jika mereka berkeliaran dan melakukan gigitan. Tak pernah terpikirkan olehnya akan seperti ini jadinya. Ini diluar dugaan dan sangat tidak masuk akal. Makhluk mengerikan itu seperti sosok yang ada di film-film zombie. Ganas dan menyeramkan! "Profesor Chiko bagaimana ini? Apa yang harus kita lakukan. Suasana menjadi kacau." Profesor Gerry Ball nampak panik. Pria tua yang selalu ingin sempurna itu dilanda kegalauan. Ini merupakan masalah besar yang membutuhkan penyelesaian secepatnya. Kini ancaman bukan hanya datang dari penyakit Kapido melainkan juga dari teror Manusia Ular, jika tak dapat segera diantisipasi maka akan terjadi kekacauan dan kehancuran di kota. Ini diluar dugaan. Andaikan terjadi kegagalan biasanya mereka akan terserang penyakit atau terjadi kematian bukan berubah menjadi manusia ular yang lebih mirip monster ganas. Entah apa yang salah. Pria tampan itu terus memutar otaknya agar bisa menyelesaikan masalahnya dengan baik "Tenang dulu. Kini akan lakukan analisis dan penyelidikan. Kita akan melihat langsung sosok manusia ular itu. Bagaimana tingkah dan prilakunya. Sejauh mana tingkah dan kebiasaannya, agat ia bisa kembali normal."profesor mana bahaya yang akam "Profesor Chiko tetap bersikap tenang. Ia tidak tahu harus bagaimana mempertanggung jawabkannya. Ia harus segera bergerak untuk meneliti manusia ular itu. "Empat puluh orang yang mengalami perubahan wujud, beberapa diantaranya adalah pejabat dinas kesehatan. Anak menteri pun ada yang terkena." Profesor Asep membagi kabar berita di televisi. "Sebetulnya apa yang terjadi?" Profesor Amanda Taro merasa jika kasus ini sangat janggal. "Apakah ada yang salah dengan formula vaksin itu?" Profesor Gerry Ball meminta keterangan. Ia yakin ada sesuatu yang tak beres pada komposisi vaksin mereka. Profesor Chiko menggeleng. Ia sudah yakin seratus persen jika vaksin itu tak tercampur apapun. Ia menjaganya dengan sangat baik sehingga kecil kemungkinan terjadi kesalahan. Bukankah pada uji coba tahap pertama dan kedua semua berjalan lancar. Sungguh aneh jika tahap terakhir ini masalah yang dihadapi misterius. "Ini sangat misterius." Profesor Antonio Twisto memegangi perut gendutnya yang mulai terasa lapar. Di saat stress melanda ia butuh asupan makanan yang banyak. "Bersiaplah, dalam hitungan Jam polisi akan kemari dan tempat ini akan ditutup demi kemanan." Profesor Antonio Twisto seolah pasrah. Pria gendut itu terlihat pesimis. "Bagaimana kita menangani masalah ini?" Profesor Asep berulang kali mengehela nafas sambil melihat rekaman video manusia ular yang ia terima dari tenaga relawan yang mengurus para penerima vaksin. "Kalian tetap tenang. Biar saya yang menghadapinya." Profesor Chiko akan berusaha untuk menyelesaikan masalah ini secepatnya. "Gawat, Prof ternyata gigitan manusia ular itu berbahaya. Bisa menular kepada orang lain. Mereka yang kena gigitan akan berubah menjadi manusia ular juga." Profesor Asep semakin panik. Ia kembali menunjukkan beberapa rekaman lainnya. "Innalillahi." Profesor Chiko semakin sedihk Saat ini para manusia ular tengah diamankan dengan di kurung dalam jeruji besi. Satuan kepolisian segera bertindak menangkap mereka. Beberapa diantaranya yang merupakan anggota keluarganya bahkan kena serangan dan kini berubah wujud seperti mereka. Manusia ular sepertinya lebih ganas dibanding dengan Virus Kapido. "Ini harus segera dihentikan kalau tidak, maka semua manusia dimuka bumi ini akan berubah wujud." Profesor Gerry Ball tampak tegang. "Bahkan manusia ular yang tengah berusaha menyerang harus ditembak aparat kepolisian pada bagian kepalanya agar langsung mengenai otak mereka. Sebab jika yang ditembak bagian tubuh kainnya ternyata tidak mempan." Profesor Amanda Taro ikut memberikan penjelasan. Para manusia ular itu sudah diamankan di rumah masing-masing dengan dikurung terali besi dan bahkan kepalanya di tembak. Terjadi kekacauan di beberapa tempat. Banyak warga yang mulai dilanda kepanikan. "Mereka seperti zombie." Profesor Asep terus mengamati layar infokus yang menampilkan rekaman video. "Kasusnya sudah bertambah hanya dalam hitungan dua jam." Profesor Asep menjadi orang yang paling antusias mengamatinya. "Sepertinya yang tertular itu orang yang ada di dekatnya." Profesor Amanda Taro ikut berkomentar lagi. "Berdasarkan pengamatan, kuku dan gigi taringnya yang berbahaya karena langsung memangsa manusia." Profesor Antonio nampak ketakutan. Ia bergidig ngeri seraya memegangi lehernya Semua profesor sibuk berdiskusi dan mengamati video-video yang mereka terima. "Setelah ini kita pasti dituntut oleh keluarga mereka." Profesor Antonio Twisto menunjukan raut wajah sedih. Entah bagaimana nasib masa depannya nanti. Pastinya kasus ini akan masuk ranah hukum. "Maaf, saya keluar dulu sebentar." Profesor Chiko meninggalkan forum diskusi. Ia mulai tertekan dengan panggilan-panggilan yang masuk. Di depan pintu masuk laboratorium pun para wartawan sedang menunggunya untuk wawancara. Mereka mendesak masuk untuk menggali informasi. Beruntung pihak keamanan berjaga sangat ketat. "Ya Allah apa yang harus aku lakukan?" Profesor Chiko mulai panik meski ia tak menunjukkannya secara langsung. Kejadian ini membuat dirinya tak bisa berpikir jernih. Ia langsung masuk ke ruang kerjanya untuk mengambil beberapa peralatan penting dan juga vaksin buatannya itu. Sebuah pesan kembali masuk dan polisi sedang menuju ke tempatnya. Ini benar-benar gawat darurat. Ia pun langsung mengambil koper-koper miliknya dan bersiap mengamankan barang-barang penting miliknya. Tekadnya sudah bulat ia akan meloloskan diri dari polisi, ia tak mau menyerahkan diri. Kemungkinan ia akan menjadi buronan namun tak ada pilihan lain . Ia harus menyelamatkan diri dan juga vaksin itu. Jika ia menyerah maka usahanya akan sia-sia. *** Bersambung
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN