Dirga masih berdiri melangkah beriringan bersama Daniel menuju villa. Pemuda berkacamata itu dengan ringan bercerita pada Daniel yang hanya diam saja tidak menanggapi. Saat melangkah menuju jalan setapak, Daniel mendadak menghentikan langkah. Tatapannya kosong dengan napasnya yang ngos-ngosan. Kedua tangannya bergerak menutupi telinga kemudian bergerak melihat sekitar dengan ekspresi takut. Dirga yang bersamanya jadi ikut takut dengan mengedarkan pandangan ke setiap sudut. Tapi, tidak ada siapapun di sana. Hanya hamparan pepohonan yang tidak memiliki bayangan karena terlalu gelap. "Daniel?" Dirga masih berusaha memanggil pemuda yang sudah merosot duduk ke tanah lembab itu. Tatapan mata kosongnya kini bergerak tidak tenang seakan ada sesuatu yang pemuda itu lihat. "Daniel, sadar!" Da