BAB 3

1020 Kata
Jessica sudah menyiapkan dirinya dengan baik, wanita itu kini sedang berada di depan sebuah bangunan megah, dan menyiapkan mental untuk masuk ke dalam sana. Ia menatap kanan dan kiri, tetapi tidak ada juga yang bisa ia ajak bicara walau hanya untuk bertanya. Wanita itu kembali memerhatikan alamat yang diberikan sepupunya, ia rasa tempat itulah tujuannya. Ia kemudian menarik napas panjang, dan melangkah dengan penuh kepercayaan diri yang tinggi. Suasana saat memasuki tempat itu cukup tenang dan nyaman, tetapi ia juga harus rela bertemu beberapa wanita yang melangkah untuk keluar. Entah apa yang wanita-wanita itu bicarakan, tetapi sudah pasti hal yang lumrah. Jessica kini memasuki bagian dalam, ia mengedarkan pandangannya, dan kembali merasa ragu. Tempat itu cukup baik, tetapi dengan berada di sana ia baru saja menghancurkan harga dirinya hingga ke dasar. Lagi … wanita itu merasa agak gugup, ia kemudian melangkah perlahan, dan mencoba untuk mencari tempat untuk duduk. “Selamat malam, Nona. Apa ada yang bisa kami bantu?” Jessica menatap dua orang pria. Mereka kembar, dan terlihat begitu ramah. Tapi … kenapa wajah mereka terlihat seperti anak-anak berusia sekolah? Hah … lebih baik ia segera menanyakan siapa atasan di tempat itu, dan apa ia bisa bertemu untuk beberapa pembicaraan yang penting. Keduanya mengatakan banyak hal pada Jessica, dan wanita itu segera melangkah lebih jauh lagi. Sungguh … ia tak bisa berdiam diri lebih lama di tempat itu. Ia harus segera kembali ke apartemen dan membawa seseorang yang bisa dijadikan sebagai objek penelitian novelnya. ‘Aku tak yakin jika ada manusia yang bisa diandalkan di tempat ini.’ Jessica segera menghela napas, ia kemudian melangkah lebih dalam lagi, dan berhenti kala berada di dekat seorang Bartender. Sebisa mungkin ia memasang senyuman manis, dan terlihat ramah dengan orang lain. “Permisi, apa aku boleh tahu siapa pemilik tempat ini?” tanya Jessica pada Bartender yang terlihat sedang menganggur. Bartender itu kemudian mengalihkan tatapannya, ia mengamati Jessica. “Ada urusan apa, Nona?” “Aku ingin bertemu dan memintanya untuk memanggil Host terbaik di club ini.” “Apa Anda sudah membuat janji?” “Belum, aku baru saja mendapat rekomendasi dari temanku,” balas Jessica. Dengan segera Bartender itu meraih telepon, ia kemudian menghubungi pemilik tempat, dan segera bicara kepada sang atasan saat teleponnya dijawab. Setelah selesai dengan pembicaraan itu, sang Bartender kembali menatap Jessica. “Anda bisa masuk ke dalam lift, dan menuju ke lantai lima. Di sana atasan kami berada, dia menunggu Anda.” Tanpa banyak kata Jessica segera melangkah pergi, ia memasuki lift, dan segera menuju ke lantai lima. Beberapa saat berlalu dengan cepat, akhirnya lift berhenti, dan pintu segera terbuka. Pada saat itu juga Jessica harus kaget, ia melihat lima orang pria tampan sedang berdiri di hadapannya, lalu memberikan senyuman manis. “Selamat datang di Host Club. No-na … silakan keluar, dan kami akan mengantarkan Anda ke ruangan yang telah ditentukan.” Jessica hanya bisa menurut, ia segera keluar, dan melangkah bersama lima pria itu. Dalam hatinya Jessica mencoba untuk lebih tenang, mengendalikan diri dengan baik, dan tetap menjaga harga dirinya. Mereka akhirnya sampai pada salah satu pintu, memiliki dua belah bagian, dengan warna cokelat tua dan ada ukiran yang begitu rumit tetapi begitu indah. Pintu terbuka, dan Jessica segera melangkah masuk ke dalam sana. Ia langsung terpaku, ada sekitar lima orang pria tampan dan menawan yang sedang memamerkan senyuman mereka pada Jessica, dan jujur saja ia tak menyangka akan ada di tempat yang menurutnya sangat bodoh itu. Dua orang pria segera mempersilakan Jessica untuk duduk pada single sofa, tidak lupa pula mereka memberikan beberapa minuman dan juga camilan manis kepads Jessica. “Kenapa kalian harus melakukan hal seperti ini?” tanya Jessica. Ia tahu jika pria-pria itu berusaha untuk membuatnya nyaman, tetapi jujur saja ia tidak menyukai hal-hal yang terlalu berlebihan. “Maaf jika mereka membuat Anda kurang nyaman, Nyonya.” Jessica yang mendengar kata ‘Nyonya’ keluar untuk memberikan gelar padanya merasa agak kesal. “Maaf, tapi aku belum memiliki suami.” Semua orang yang ada di ruangan itu menahan tawa, mereka tak menyangka jika Jessica belum memiliki suami. Gaya dan penampilan Jessica seperti seorang wanita yang sudah mempunyai suami serta anak. Kacamata tebal, gigi yang terpasang behel, dan jangan lupakan pakaiannya yang benar-benar sangat formal. Rambut warna hitam yang disanggul begitu rapi, dan cara berjalan yang seperti seorang wanita berpangkat tinggi. “Maaf karena sudah salah dalam memberikan gelar. Nona, sepertinya Anda sedang mencari seorang Host untuk menghabiskan waktu. Kami melayani untuk bicara, berkencan, dan juga melakukan beberapa kewajiban seorang pria untuk memanjakan wanita. Hanya saja kami tidak melayani wanita yang ingin melakukan hubungan terlarang, seperti b******a. Bagaimana? Tipe seperti apa yang Anda inginkan?” Jessica yang ditanyakan masalah kriteria hanya bisa bingung. Apa memang ada sesuatu yang unik pada setiap karakter? Entahlah … yang ia tahu pria adalah pria, dan wanita adalah wanita, tidak lebih dan juga kurang. “Nona? Apa ada masalah? Kami sudah siap mendengarkan orang seperti apa yang Anda inginkan,” ujar pria tersebut lagi dan lagi Jessica yang tak tahan terus mendapatkan pertanyaan seperti itu menghela napas. Ia kemudian menatap sekitar, dan tidak menemukan pria yang cocok untuk imajinasinya. “Aku ingin seorang pria yang paling sempurna dan populer di tempat ini.” Semuanya diam, mereka tak tahu harus mengatakan apa tentang hal itu. Pria yang Jessica cari jelas memiliki banyak sekali kesibukan, dan mereka juga tak tahu jadwal etap pria itu. “Aku akan membayar mahal untuk itu, dan aku menginginkannya bersama denganku paling lama tiga bulan, dan paling sebentar satu minggu.” Pria yang banyak bertanya kepada Jessica segera menatap jamnya, ia kemudian tersenyum. “Nona, sebentar lagi dia akan datang. Maaf, jika saya bersikap lancang beberapa saat lalu. Memanggil Anda dengan sebutan ‘Nyonya’ dan membuat Anda kurang nyaman.” Pria itu adalah bos di tempat tersebut, wajar saja jika ia merasa sangat bahagia kala mendengar kata ‘uang’ dari bibir Jessica. Mereka memang mencari uang, melakukan kontrak beberapa bulan dengan salah satu pelanggan bukanlah masalah. “Baiklah, aku akan menunggu.” Jessica merasa tak sabar, ia ingin tahu manusia paling sempurna di club itu, ia ingin tahu seperti apa tampang, porsi tubuh, gaya bicara, berjalan, dan sikapnya. “Bos, apa Anda yakin dengan hal ini?” tanya salah satu pria. Sang atasan mengangguk. “Kalian, keluarlah, aku akan bicara dengan Nona ini. Dan jika dia datang, segera minta untuk masuk tanpa mengulur waktu.” “Baik, kami mengerti.”
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN