“Kau tidak sedang bercanda?” Wanita yang dipanggil mama oleh Alex itu pun angkat bicara. Ia menatapku dan Alex bergantian seakan sulit menerima kenyataan bahwa kami memiliki hubungan walau sebenarnya hanya sebuah kebohongan yang dibuat Alex. “Aku serius, Ma.” Wanita itu menutup mulutnya dengan kedua tangan. Aku tidak tahu apa yang dua orang itu pikirkan tentangku yang jelas saat ini aku merasa gugu, takut dan tidak percaya diri. Ada rasa takut bagaimana kalau mereka menolakku, meski ini hanya kebohongan tapi tetap saja aku merasakan takut. “Kau bilang namanya Anatasya? Nama yang cantik seperti orangnya,” puji wanita itu dengan senyum lebar. “Nak, apa kau benar-benar mencintai Alex? Dia pria kaku yang tidak bisa mengajak wanita berkencan. Kalau kau merasa tidak nyaman dengan sikapnya,