12. Laki-laki Yang Tulus.

1719 Kata

Rayhan merebahkan tubuhnya di sofa, kemudian menaruh lengannya menutupi matanya. Menghembuskan napasnya lelah sambil menyusun segala hal yang akan dia mulai di dalam kepala. Kemarin dia baru saja memutuskan hal besar untuk meninggalkan rumah. Ada sedikit penyesalan di hatinya karena sepanjang hidupnya baru kali ini dia melawan ayahnya. Seseorang yang dulu sempat dia kagumi. Seseorang yang Rayhan pikir dapat dia jadikan tempat untuk bersandar. Nyatanya selama ini justru Rayhan dijadikan boneka untuk meraih segala hal yang diinginkan oleh ayahnya itu. Laki-laki itu kemudian bangkit, merogoh kantong jaketnya dan mengeluarkan ponselnya. Dia tidak boleh menunda apapun. Tanpa ragu Rayhan membongkar ponselnya, mengeluarkan kartu sim dari sana dan mematahkannya. Kemudian berjalan menuju laci di d

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN