Jazlyn lari menyelusuri seluruh lorong dengan menggunakan gaun putih. Ia menoleh ke belakang berharap seseorang yang mengejarnya tidak datang. Namun, harapan itu tidak terkebul karena orang tersebut sudah berada di depannya. Gadis itu berhenti mendadak karena melihat sebuah pistol yang mengacung ke arahnya. Saat pelatuk mulai ditarik, Jazlyn berbalik arah dan memilih lari. Akan tetapi, orang itu muncul kembali tepat dihadapannya. Kali ini, bukan pistol yang digunakan, melainkan sebuah pedang panjang seperti samurai. Dan anehnya, samurai itu berlumuran darah hitam. Orang itu semakin mendekat lalu hendak melayangkan pisaunya. Jazlyn langsung berteriak nyaring, terengah-engah dengan mata melotot sempurna. “Hanya mimpi, tapi terasa nyata,” gumam Jazlyn sambil mengusap peluh yang kian men