Melihat Andreas yang ke luar dari ruang istirahat itu, Ayesa mencari handphonenya, ternyata banyak sekali pesan yang masuk ke dirinya. Entah itu dari teman maupun laki-laki simpanannya. Ayesa menyembunyikan bahwa ia memiliki banyak kekasih, jika sampai Andreas tahu, entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Tapi yang pasti, Ayesa tahu cara bertahan hidup dengan berbagai macam cara. Ayesa bisa melakukan apa saja demi keinginannya tercapai, walaupun itu perbuatan yang sangat keji dan licik.
Ayesa membalas satu per satu pesan yang masuk ke handphone-nya. Ia berpikir sejenak saat membaca sebuah pesan yang berisi, “Honey, yuk makan malam denganku di Restaurant Y. Jangan bilang, kamu mau menolak ajakanku demi si Andreas,” Membaca pesan itu Ayesa tersenyum.
“Baiklah, malam ini aku akan menghabiskan waktu denganmu. Sekaligus kita akan membahas rencana besar selanjutnya,” balas Ayesa.
“Baiklah Honey, aku akan menunggmu di sana. Pastikan Andreas tak mengetahuinya,”
“Kamu tenang saja, selama ini kita gk pernah ketahuan kan,”
Begitulah chat mereka diakhiri. Ya, cowok yang berkirim pesan dengan Ayesa adalah lelaki yang benar-benar ia sukai. Ia mendekati Andreas hanya karena Andreas kaya, tidak ada perasaan suka atau cinta pada Andreas. Ayesa hanya menyukai seorang lelaki yang tak lain adalah teman dekat Andreas. Mereka berdua jatuh cinta saat bertemu pertama kali diperkumpulan yang diadakan teman-teman Andreas setiap bulannya.
Setelah selesai membals pesan dari cowok-cowok tak penting lainnya. Ayesa mulai merapikan make up-nya, ia ingin bersiap-siap untuk makan malam dengan Alex. Sebenarnya, Ayesa sudah kangen sama Alex, namun mereka berdua tak bisa seringsering bertemu. Mereka tak ingin Andreas curiga dan mengetahui hubungan mereka berdua. Setelah merasa dirinya sudah rapi, Ayesa segera ke luar dari ruang istirahat Andreas. Ayesa melihat Andreas duduk di meja kerjanya dengan beberapa tumpukan dokumen. Ayesa menghampirinya dan memeluknya dari samping.
“Sayang, aku pulang dulu ya,” ucap Ayesa.
“Ah, kamu sudah mau pulang? Sebentar aku panggilkan Nino untuk mengantarmu,”
“Tidak usah, dia kan sekretarismu, pasti lagi sibuk. Lebih baik kamu panggilkan aku sopirmu aja,”
“Aku baru saja menyuruhnya pergi mengerjakan sesuatu. Sudahlah, aku akan menyuruh Nino untuk mengantarmu ke rumah,”
Andreas menekan tombol telepon yang ada di meja kerjanya. Ia menyalakan speaker untuk berbicara dengan Nino.
“Nino, kamu ke ruangan saya. Segera!” perintah Andreas yang langsung menutup teleponnya setelah mengucapkan kata-kata tersebut.
Tak butuh waktu lama untuk Nino sampai ke hadapan Ayesa dan Andreas. Nino melihat Ayesa berdiri di samping Andreas. Melihat Nino yang datang Andreas langsung memerintahkannya untuk mengantar Ayesa pulang ke rumah.
“Nino, kamu antar Ayesa pulang. Jangan sampai terjadi hal apapun padanya di tengah jalan. Dia harus selamat sampai tujuan,” perintah Andreas.
“Tapi, Pak, pekerjaan saya masih banyak. Apa Bapak bisa ...”
“Kamu mau membantah saya!” ucap Andreas memutus perkataan Nino.
Nino menghela napas, “baik, Pak. Saya akan mengantar Nona Ayesa sampai tujuan dengan selamat,” ucap Nino akhirnya.
“Kalau begitu, aku pulang dulu, Sayang,” ucap Ayesa mengecup kening Andreas.
***
Semenjak pulang dari kantor Andreas, Ayesa sudah bersiap-siap untuk makan malam dengan Alex, cowok yang disukai oleh Ayesa sekaligus teman Andreas. Padahal waktu, makan malam masih 7 jam lagi, tapi Ayesa sudah tak sabar untuk bertemu dengan Alex. Kekayaan yang dimiliki Alex tak jauh berbeda dengan kekayaan milik Andreas. Wajahnya pun tak kalah tampan dengan wajah Andreas. Namun, sifat mereka benar-benar berbeda, bisa dibilang mereka berbanding terbalik. Itulah yang membedakan Alex dan Andreas yang dilihat oleh Ayesa.
Sejak pertama berbicara dengan Alex, Ayesa merasakan perasaan nyaman pada dirinya. Akhirnya, perasaan nyaman yang diberikan Alex padanya membuat Ayesa menyukai Alex. Alex pun merasakan hal yang sama, bahkan meraka berdua juga memiliki tujuan yang sama. Akhirnya, mereka memutuskan berpacaran diam-diam dan hal itu sudah terjadi bertahun-tahun lamanya tanpa sepengetahuan Andreas.
Akhirnya, waktu makan malam hampir tiba. Ayesa bergegas untuk malam dengan Alex. Ia memesan taxi online untuk mengantarnya ke tujuan. Mereka tidak pernah bertemu di sekitar rumah Ayesa, mereka selalu bertemu di tempat janjia. Hal ini dilakuakn untuk berhati-hati agar hubungan mereka tak diketahui Andreas. Ayesa menaiki taxi yang sudah dia pesan menuju Restaurant Y.
***
Seorang pria melambaikan tangannya pada seorang wanita yang baru saja datang. Wanita itu, melihat lamabai tangan si pria dan langsung berjalan ke arahnya. Si pria berdiri untuk menyambut wanita itu dengan pelukan hangatnya. Mereka berdua melepas rindu yang selama ini meraka tahan. Setelah puas berpelukan si pria mempersilahkan wanitanya untuk duduk.
“Aku sudah pesan menu yang kamu sukai,” ucap Alex pada wanita didepannya.
“Benarkah? Aku tak sabar untuk menyantapnya,” jawab Ayesa.
“Apa kamu merindukanku?” tanya Alex.
“Ya, aku selalu bertanya-tanya kapan aku bisa bertemu denganmu, tapi agar rencana yang kita susun tidak hancur, aku harus menahannya,” ucap Ayesa panjang lebar.
“Tahanlah sedikit lagi, setelah kamu berhasil menjadi bagian dari keluarga Aharos, rencana terbesar kedua kita akan dimulai,”
“Ya, aku tahu, lagian kita sudah menyingkirkan penghalang terbesar 5 tahun lalu,”
Di tengah percakapan mereka, pesanan mereka pun tiba. Seorang pelayan membawa makanan yang sudah di pesan oleh Alex dan menatanya di atas meja.
“Selamat menikmati, Tuan, Nona,” ucap si Pelayan lalu pergi meninggalkan kedua sejoli tersebut.
“Makan yang banyak Honey, aku gak mau lihat kamu kurus,”
“Apa kamu suka cewek gendut?”
Mendengar pertanyaan Ayesa, Alex tertawa.
“Kenapa?”
“Aku suka kamu apa adanya, Honey,”
Tak ada suara yang ke luar dari mulut mereka berdua saat sedang menyantap hidangan di depan meja. Hanya dentingan garpu, sendok dan piring yang terdengar akibat dari gesekan saat makan. Beberapa saat kemudian, terdengar alunan lembut dari suara piano yang berada di atas panggung sana.
“Lagunya indah,” gumam Ayesa.
Alex yang mendengar gumaman Ayesa tersenyum.
“Apa kamu mau aku memainkan satu lagu untukmu?” tanya Alex.
“Boleh, aku sudah kangen dengan permainanmu,”
Alex tersenyum, ia menunggu hingga si Pianis selesai memainkan permainannya. Setelah si Pianis menyelesaikan lagunya, Alex melangkahkan kakinya menuju panggung. Ia berbisik kepada si Pianis yang dijawab dengan anggukan oleh Pianis tersebut.
“Selamat malam semuanya,” ucap Alex di atas panggung kepada para pelanggan di Restaurant tersebut.
“Saya, akan memainkan sebuah lagu untuk kekasih saya tercinta. Semoga kalian semua juga menikmatinya,”
Setelah mengucapkan kalimat tersebut Alex duduk di bangku yang berada di depan piano. Ia menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan sebelum memulai permainannya. Semua mata tertuju pada Alex, mereka penasaran dengan lagu yang akan dibawakan olehnya. Alex menekan tuts-tuts piano tersebut dengan lembut, suara lembut dari permainan Alex pun terdengar di seluruh ruangan.