Bab 5

953 Kata
Mobil terus melaju ke sebuah tempat yang jarang dilewati oleh kendaraan. Di sana ada sebuah bangunan terbengkalai. Mobil tepat berhenti di bangunan terbengkalai tersebut. Kedua pria itu membawa Lerin masuk ke dalam bangunan, di sana sudah menunggu seorang pria menggunakan jas hitam dan duduk di sebuah kursi. Kedua pria mendekati pria yang duduk di kursi tersebut. “Bos, ini dia orangnya,” “Bagus, kalian ikat dia tiang sana, lalu bangunkan dia bagaimana pun caranya,” ucap pria berjas hitam yang tak lain adalah Andreas. Keuda pria yang menculik Lerin mengikuti perintah Andreas. Setelah mengikat Lerin di tiang, seorang pria menyiramkan air pada Lerin wajah Lerin. Lerin yang kaget karena guyuran air yang membasahi wajah dan seluruh tubuhnya, mulai sadar dari pingsannya. Lerin melihat didepannya ada dua orang pria yang tadi menculiknya. Sebelum Lerin sadar sepenuhnya, seorang pria pergi dari hadapan Lerin. Lerin merasakan tangannya sedang diikat ke belakang. Ia berusaha melepas ikatan tersebut, namun sayang Lerin merasa ikatan tersebut semakin kencang mengikat dirinya. “Kamu mau apa denganku?” tanya Lerin dengan tatapan sinisnya. Namun, pria yang diajaknya berbicara tak menjawab sedikitpun pertanyaannya. “Hey, lepaskan aku! Aku tak punya urusan denganmu!” ucap Lerin sekali lagi. “Tapi, aku memiliki urusan denganmu.” sebuah suara menjawab perkataan Lerin. Lerin melihat ke sumber suara, betapa kagetnya ia melihat pria yang menculiknya berjalan dengan seorang lelaki tampan dengan pakaian rapi. Namun, lelaki itu memancarkan aura penuh kebencian pada Lerin. Tak butuh waktu lama untuk Lerin mengenal pria yang memancarkan aura kebencian padanya. “Apa yang kamu inginkan?” tanya Lerin. “Apakah aku harus menjawab pertanyaanmu itu?” Lerin diam mendengar pertanyaannya dijawab dengan pertanyaan balik. Andreas berjalan mendekat ke Lerin, ia mendekatkan wajahnya ke wajah Lerin dan memberikan senyum jahatnya. “Ini permulaan dari neraka dalam hidupmu!” ucap Andreas dengan penuh kebencian kepada Lerin. Setelah mengatakan itu, Andreas menjauhkan dirinya dari Lerin. Ia memalingkan badannya dan berjalan menjauh, namun hanya beberapa langkah saja Andreas melihat ke arah Lerin kembali. “Hari, ini beristirahatlah terlebih dahulu. Kamu harus menyiapkan dirimu sebelum nerakamu dimulai,” ucap Andreas melanjutkan jalannya. Lerin melihat ke arah Andreas dan kedua pria yang menculiknya berjalan menjauh. Lerin hanya bisa menggigit bibirnya, ia tak tahu bahwa dirinya akan menjadi seperti ini. Menjadi tempat pelampiasan balas dendam dari seorang anak yang kehilangan sosok ayah. Lerin kira dengan masuknya ke penjara, ia bisa membalas kesalahannya di masa lalu. Namun, keluarga korban tak memikirkan hal yang sama. Saat Lerin mengingat kejadian masa lalunya kembali, ia mulai pasrah dengan apapun yang akan dilakukan lelaki itu padanya. *** BYUR!!! Suara guyuran air membuat Lerin terbangun, kali ini Lerin mendapati tubuhnya tidak menggunakan pakaian atasan, hanya pakaian dalamnya yang menutupi tubuhnya. Dihadapnnya berdiri dua orang pria, sedangkan seorang pria lagi yang tak lain adalah Andreas melihatnya dari kejauhan. “Apa sekarang dia ingin memulai balas dendamnya,” batin Lerin. Andreas berjalan mendekati Lerin yang sudah sadar sepenuhnya. Lerin sangat jelas merasakan aura kebencian disekeliling Andreas. Andreas berhenti tepat di hadapan Lerin, ia memerintahkan anak buahnya untuk mengikat tangan Lerin ke atas. Sedangkan Andreas sedang mempersiapkan dirinya untuk mulai menyiksa Lerin. BUG! Suara pukulan terdengar menggema di gedung terbengkalai itu. Suara ringisan seorang wanita menahan rasa sakit yang amat sangat. BUG! Sekali lagi terdengar suara pukulan yang menggema di dalam gedung tersebut. Penyiksaan untuk Lerin pun dimulai. Dengan menunjukkan ekspresi datar, Andreas memukul perut Lerin sebanyak dua kali. Lerin hanya bisa meringis, menahan rasa sakit yang tak terkendali itu. Setelah dua kali pukulan dari Andreas, ia mundur menjauh dari Lerin. Andreas menyuruh kedua anak buahnya untuk melakukan hal yang sama dengannya. Setelah menerima beberapa pukulan diperutnya, Lerin tak sadarkan diri. Sebelum itu, Lerin memuntahkan darah dari mulutnya. Melihat Lerin yang sudah tak sadarkan diri, Andreas menyuruh anak buahnya untuk berhenti. Andreas mendekat ke arah Lerin, “ini belum selesai,” ucapnya pada Lerin yang kehilangan kesadaran. “Kalian berdua, tutup mata wanita ini, tempatkan dia di ruangan paling gelap. Jika dia sudah sadar, panggil aku,” ucap Andreas sebelum pergi meninggalkan Lerin dengan kedua anak buahnya. *** “Sayang kamu di mana?” Suara seorang gadis dengan nada genit terdengar di seberang telepon sana. “Aku lagi di perjalanan ke kantor,” jawab seorang pria sambil menyetir mobilnya. “Sayang, jemput aku dong,” ucap gadis itu lagi. “Di mana?” “Di Mall X, aku lagi belanja banyak banget nih, ke sini ya,” “Baiklah, kamu tunggu aku di sana, sepuluh menit lagi aku sampai,” “Oke Sayang, Mmuach ...” Perempuan itu menutup teleponnya, ia berjalan ke kafe yang berada di Mall itu untuk menunggu kekasihnya. Di sisi lain Andreas mengemudikan mobilnya ke Mall tempat kekasihya berada. Sesuai perkataannya di telepon, Andreas sampai di sana tepat 10 menit. Andreas berjalan ke dalam Mall, ia mencari kekasihnya, Ayesa. Langkahnya terhenti saat Andreas melihat Ayesa duduk di kafe yang berada di lantai pertama Mall. “Sayang ...” ucap Andreas sambil memeluk Ayesa dari belakang, lalu mengecup kening Ayesa. “Kamu, sudah sampai? Mau aku pesankan minum?” “Boleh,” ucap Andreas. Ayesa pergi memesankan minuman untuk Andreas. Beberapa saat kemudian, Ayesa kembali ke hadapan Andreas dengan membawa satu cup kopi. Ayesa memberikan minuman itu kepada Andreas. “Setelah ini kamu mau ke mana?” tanya Andreas membuka percakapan. “Aku mau ikut kamu ke kantor, boleh?” “Baiklah, tapi sebentar lagi aku ada rapat, aku takut kamu bosan,” “Tenang saja, aku akan istirahat di ruang pribadi kamu selama kamu rapat,” “Baiklah,” Beberapa saat kemudian, Andreas mengajak Ayesa untuk pergi dari sana. Mereka harus segera pergi ke kantor, supaya Andreas tidak telat menghadiri rapat siang ini. Andreas melajukan mobilnya ke jalanan. Ia mengemudi dengan kecepatan standar
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN