Esok paginya ketika terbangun, seperti biasa, Mayra merasakan berat di bagian perutnya, siapa lagi jika bukan Rafael yang tengah memeluknya, Mayra menoleh dan menatap wajah damai Rafael yang kini berbaring menghadapnya, tanpa baju, membuat bulu halus di dadanya terekspos di depan mata Mayra, menyambut pagi Mayra. "Pagi, Sayang." sapa Rafael, membuka pejaman matanya. "Pagi, kamu pulang jam berapa?" tanya Mayra. "Jam 2 malam, Sayang." jawab Rafael dengan suara yang serak. "Aku pasti sudah tertidur." "Iya, Sayang." jawab Rafael. "Tapi, Sayang—" "Hem, ada apa?" "Kita kedatangan tamu loh." kata Mayra. "Siapa?" "Tari." "Tari temanmu?" tanya Rafael. "Iya." "Sekarang di mana? Nginap di sini?" "Hem, dia di kamar tamu. Tapi, udah mau balik lagi dia, jam 10 jadwal penerbangannya." jawab