"Lex." Panggil Kai kepada Alexy yang sedang berbaring dipangkuannya.
Setelah pembicaraan dadakan oleh ayah Alexy, Dominic Archer yang mengatakan jika Kai dijodohkan dengan Alexy. Kai yang memang sudah menyukai sahabatnya sejak dulu tentu saja langsung menerimanya tanpa pikir panjang.
"Hmm." Jawabnya seadanya.
"Lexy." Panggil Kai kembali.
"Apa si Kai." Kesal Alexy karena Kai mengganggu nya sedang bermain ponsel.
"Aku mau serius, Lex." Kesal Kai karena Alexy tidak menghiraukan nya.
"Apa!!" Akhirnya Alexy mengubah posisi menjadi duduk.
Kai menghembuskan nafasnya sebelum bicara. "Kamu serius soal tadi?" Tanya Kai serius.
"Yang mana?" Tanya Alexy bingung.
Kai menoyor kepala Alexy saking gemasnya.
"Kamu serius nerima perjodohan dadakan Daddy kamu?" Kai sebenarnya ragu dengan jawaban Alexy saat mengatakan dia menyetujui perjodohan itu.
"Kamu ragu sama aku?" Alexy menatap Kai.
"Bukan gitu Lex, tapi kan kamu tahu, perjodohan sama dengan kita akan menikah. Apa kamu yakin setuju? Sedikit aneh Daddy kamu tiba-tiba mengatakan itu, tapi seperti nya dia serius. Dan lagi, kamu dengan entengnya jawab setuju." Kai mengungkapkan apa yang ada didalam kepalanya.
"Sudah? Aku jawab ya. Duh!! Gemasnya calonku." Alexy mengacak-acak rambut Kai.
"Lex!! Aku serius." Kesal Kai menganggap Alexy main-main tidak pernah serius.
"Gini bang Kai-" Alexy menekan pipi kiri dan kanannya Kai sampai bibirnya seperti bebek.
"Kamu pikir aku main-main? Aku serius. Kamu tanya kenapa aku nerima? Kamu yang lebih mengenal aku ketimbang yang lain. Jadi kenapa juga aku harus menolak kamu. Jadi menurut aku kamu pas jadi suami aku." Alexy memandang serius Kai.
Pipi Kai memanas dan semburat merah terlihat jelas disana.
"Lagi pula kamu senang kan aku menyetujui usul Daddy? Jadi kamu tidak bertepuk sebelah tangan." Goda Alexy. Dia senang melihat sahabatnya itu menjadi salah tingkah.
"Apa si Lex." Kai menjauhkan tangan Alexy di pipinya.
"Haha!! Lucu kamu. Lihat hidung kamu dikaca, dia mengembang seperti adonan baru keluar dari oven." Alexy menggoda Kai habis-habisan.
"Diam kamu!! Aku mau pulang dulu." Kai berdiri hendak pergi. Tapi Alexy menahan tangan Kai.
"Kai!!" Panggil Alexy.
"Apa?" Tanya Kai bingung.
"Tidak ada. Pergi sana, sebelum aku panggil bodyguard Daddy." Usir Alexy.
"Dasar calon kurang ajar." Kai pura-pura marah.
"Biarin, wleee!!" Alexy menjulurkan lidahnya meledek.
"Aku pergi dulu." Kai meninggalkan mansion megah itu.
'Aku harap ini bukan mimpi.' batin Kai sambil melenggang keluar.
Alexy memandang punggung Kai yang sudah menjauh dari pandangannya. Setelah benar-benar tidak terlihat, Alexy masuk kedalam dan langsung pergi ke ruang kerja daddynya. Tanpa mengetuk, Alexy masuk keruangan itu begitu saja.
"Kamu pasti banyak pertanyaan yang ingin ditanyakan." Dominic tahu maksud kedatangan anaknya.
"Bisa Daddy jelaskan tentang ini? Kenapa sangat mendadak? Daddy selalu berpikir matang-matang dalam hal apapun." Alexy berdiri tepat di depan Dominic.
"Daddy hanya ingin kau ada yang menjaga." Jawab Dominic.
Alexy tidak puas dengan jawaban Daddynya. "Lexy bukan anak kecil yang bisa Daddy bohongi."
"Baiklah anak nakal, Daddy akan memberitahu, duduklah." Dominic meminta Alexy untuk duduk.
Alexy pun menurut, dia duduk tepat dihadapan daddynya. "So?" Alexy tidak sabar menunggu alasan Dominic menjodohkannya dengan Kai.
"Daddy hanya ingin kau melanjutkan bisnis keluarga." Dominic memberitahu.
Alexy menggebrak mejanya dengan kuat dihadapan Dominic tanpa ada rasa takut.
"Lexy sudah mengatakan kepada Daddy, kalau Lexy tidak mau ikut campur dengan perusahaan." Alexy berapi-api. Alexy tidak ingin melanjutkan sebagai pewaris perusahaan. Sudah sering Dominic meminta Alexy untuk terjun sebagai mewarisi perusahaan keluarganya, tapi dengan keras Alexy tolak.
"Lexy!!" Dominic meninggikan suaranya. Dia tidak suka dengan sikap tidak sopan Alexy kepadanya.
"Daddy sudah tahu aku tidak menginginkan itu. Kenapa Daddy tetap memaksa. Dan apa urusannya Kai dengan ini." Alexy sama sekali tidak takut dengan Dominic.
"Kamu tahu Lexy, dunia bisnis tidak semudah yang kau pikirkan. Kamu butuh pendamping untuk melakukan itu. Dan Daddy rasa Sky pantas untukmu karena dia sahabat kamu dari kecil. Jadi Daddy tidak perlu menghawatirkan apapun tentang itu. Sky akan menjaga kamu. Dan Daddy tidak perlu-" Dominic menghentikan ucapannya.
"Apa?" Alexy penasaran.
"Apapun itu, keputusan Daddy sudah final. Lagi pula kamu sudah menyetujuinya. Daddy percayakan semuanya padamu. Setidaknya sampai Darren dan Dimitri sudah siap." Keputusan Dominic sudah tidak dapat di ganggu gugat lagi.
Alexy hanya membuang nafasnya kasar. Dia memang menyetujui perjodohannya dengan Kai. Tapi Alexy belum yakin apakah dia sudah bisa menjadi istri? Sedangkan usianya baru menginjak dua puluh tiga tahun. Lagi-lagi Alexy hanya pasrah. Dan dengan keputusannya bisa membuat Jean dan Dominic bahagia.
***
Hari ini adalah hari pertama bagi Alexy menduduki kursi kebesarannya. Di hari pertama kerja pun Alexy sudah membuat heboh seisi kantor dengan pakaian yang dikenakannya.
Bagaimana tidak, Alexy mengenakan dress hitam sebatas atas lutut dan ketat yang menunjukan setiap lekuk tubuhnya. Ditambah Alexy memiliki bentuk d**a yang terbilang tidak kecil itu membuat fokus matanya teralihkan kebagian itu membuat kaum jantan betah berlama-lama memandang Alexy.
Sayangnya saat mereka tahu siapa Alexy membuat mereka kembali menundukan wajahnya. Mereka tidak ingin cari mati dengan anak bos besar mereka.
"Jadi ini anak Daddy yang membuat seisi kantor gaduh di hari pertamanya kerja." Dominic datang keruangan Alexy. Sang anak dengan santainya menaruh kaki diatas meja.
"Kau sudah mempelajari berkas yang akan dikerjakan?" Tanya Dominic.
"Sudah Dad." Jawab Alexy malas-malas.
"Buku itu masih tertata rapih, bagaimana bisa kau bilang sudah? Cepat pelajari, kau harus bisa membiasakan diri." Dominic kesal dengan tingkah anak perempuan nya ini.
"Tanpa perlu mempelajari pun Lexy sudah bisa, Dad. Apa Daddy lupa dulu Lexy sering mengerjakan pekerjaan Daddy?" Alexy mengingatkan Daddy nya jika tanpa belajar pun Alexy tahu betul seluk-beluk dunia bisnis yang Daddy nya geluti.
Dominic tidak menjawab. Mungkin yang dikatakan Alexy benar. Anak-anaknya cerdas-cerdas jadi dia tidak perlu berusaha keras untuk membuat anaknya belajar tentang perusahaan.
"Dia siapa, Dad?" Tanya Alexy melihat wajah pria yang tampak asing.
"Dia akan menjadi sekertaris mu. Berperilaku lah yang baik, Lexy. Daddy mau pergi. Satu jam lagi waktunya berangkat. Dan berpakaianlah yang benar, Alexy Archer. Jangan membuat gaduh kantor dihari pertamamu." Dominic berpesan kepada Alexy untuk tidak mengenakan pakaian itu, lalu meninggalkan Alexy dengan pria asing itu.
Alexy berjalan mendekati pria itu. "So, perkenalkan dirimu, tampan." Alexy sengaja menekan kata terakhirnya.
"Leonard Maxwell." Jawabnya.
"Oke Leonard, apa kau tahu tugas sekertaris ku?" Alexy menatap sekertaris nya yang bernama Leonard.
"Saya harus membantu pekerjaan anda." Jawabnya.
"Kau benar. Tapi apa kau tahu?-" Alexy menarik dasi Leonard agar lebih mendekat.
"Sekertaris ku harus bisa melakukan apapun. Termasuk menghangatkan." Ucap Alexy tepat di depan wajah Leonard dengan suara sensual. Jarak begitu dekat diantara mereka. Sedikit saja Alexy memajukan wajahnya, sudah dipastikan bibir mereka akan saling bertabrakan.