M1 - I Leave You Cause I Love You (7)

1019 Kata
Dany hampir kehabisan akal untuk menangani Hana. Baru kali ini Dany menghadapi Hana yang sedang mabuk, dan kebiasaan mabuknya benar-benar membuat pusing kepala. Meski begitu, Dany tak gampang menyerah, meskipun lelah, dia membiarkan Hana berlari dan berbuat sesuka hati terlebih dahulu. Dany mengambil jeda untuk menarik nafas, sambil mengawasi Hana. "Semua orang meninggalkanku. Mantan pacarku, ibuku, ayahku. Tapi ... Dany Brown ada disini," ucap Hana menatap Dany sambil tersenyum. "Ya, aku ada disini. Untuk itu bantu aku. Ayo, masuk ke kamar dan tidurlah," Dany hendak beranjak ke arah Hana, namun Hana tiba-tiba saja duduk di sofa, sambil menundukkan kepalanya. "Dany Brown selalu disini. Dia tak pernah meninggalkanku," wanita itu diam selama beberapa saat. Setelah hampir tiga pulih detik, dia kemudian tersenyum, lalu menatap Dany dengan manja, "Hana menyayangi Dany Brown," ucapnya lagi. Tapi setelah itu, wajahnya berubah muram. Air mata mulai menetes dari sudut matanya. Hana menutup wajah, lalu tersedu. "Hei, kau kenapa lagi?" Dany mendekati Hana. Jika Hana sudah menangis, semarah apapun Dany, dia pasti akan langsung merendahkan suaranya. "Hiks, hiks, pada akhirnya nanti, Dany akan meninggalkanku. Itu karena aku mencintainya. Setiap orang yang aku cinta pasti meninggalkanku. Hiks, Dant juga begitu. Dia pasti akan meninggalkanku. Tidak, aku tak boleh mencintai Dany. Itu berbahaya. Jika aku mencintainya, dia akan meninggalkanku!" "Hei, Hana Foster. Hentikan, kau ini bicara apa? aku tidak akan ..." "Hihihi, hahaha, Dany Brown ada manusia termanis di dunia! hahaha," setelah mengatakan itu, Hana tumbang, dan Dany dengan sikap menangkapnya. Kini Hana terlelap di pelukan Dany. Membuat Dany agak sedikit tenang, karena Hana tidak membuat keributan lagi. Dany kembali bersusah payah membawa Hana ke dalam kamar. Setelah menaruh Hana di tempat tidur, dia menarik nafas panjang, lalu menyeka keringat di dahinya. "Hah, kenapa aku harus mengurusi orang mabuk begini? lelah sekali," ucap Dany sambil mengibas-ngibaskan kemejanya. Namun tiba-tiba, pletak! sesuatu mendarat di kepala Dany membuatnya kaget. "Heh, siapa yang melempar ...." Dany terdiam sejenak karena melihat apa yang mendarat di kepalanya. Itu adalah jaket yang dikenakan Hana. Dany lalu menoleh ke belakang. Dia terbelalak, karena Hana kini berusaha membuka pakaiannya. "Hana! kau sedang apa? tidak, jangan membuka pakaianmu sembarangan!" Dany berseru sambil berlari mendekati Hana untuk menghentikan wanita itu. Namun, Hana mendorong Dany sekuat tenaga, hingga Dany terjungkir. Dia kemudian kembali berusaha membuka pakaiannya. Membuka kancing kemejanya satu persatu. "Ah, panas sekali. Kenapa panas sekali, apa tidak ada pendinginan udara disini?" ucapnya dengan mata yang menutup. "Hana berhentilah aku mohon!" Dany kembali berusaha menghentikan Hana. Namun, Dany terlambat sedetik, Hana telah melepaskan pakaiannya. Dany otomatis langsung menutup mata, tak berani melihat ke arah Hana sedikitpun. "Tenanglah Dany, tenanglah. Jangan dilihat," ucapnya kepada diri sendiri. Buk! kini sebuah celana mendarat ke kepala Dany, "Apakah neraka bocor? kenapa panas sekali!" teriak Hana, tampak kesal. Saat itu, Dany langsung menghambur mengambil selimut dan menyelimuti tubuh polos Hana, dengan kepanikan. "Aaa lepas!" Hana merengek. "Kau sudah gila? bisa-bisanya membuka pakaianmu di depan orang lain. Jangan berontak, diam!" "Aaa, Lepaskan aku, aku ingin minum," "Hentikan Hana, cukup!" Dany memeluk Hana, agar wanita itu tidak bisa bergerak. Karena Hana masih saja berontak, buk! akhirnya mereka berdua terjatuh ke tempat tidur. Namun, Dany mempertahankan selimut Hana agar tetap berada di tempatnya. Menutupi tubuh polos Hana yang sedang tidak sadarkan diri karena mabuk. "Ini apa? ah, sialan. Lepaskan benda ini dariku, aku kepanasan!" "Hana Foster!" Dany berteriak kencang. Mendengar teriakan Dany, Hana berhenti bergerak, lalu menatap Dany dengan polos. Dany lalu memeluk Hana dengan erat, "Tenanglah, jangan begini. Aku mohon," Setelah beberapa saat, Hana akhirnya tertidur. Dany perlahan melepaskan pelukannya. Berniat keluar kamar, agar Hana bisa tidur sendiri. Namun, belum sempat Dany beranjak, Hana tiba-tiba bergerak dan menyingkirkan selimut di tubuhnya. Dengan panik, Dany langsung menutupi tubuh Hana kembali. "Kalau seperti ini, maafkan aku. Aku terpaksa tidur disini," Dany memeluk Hana, dengan niat agar Hana tidak menyingkirkan selimut di tubuhnya. Akhirnya setelah beberapa menit, Dany ikut tertidur sambil memeluk Hana. Malam berlalu begitu cepat. Fajar mulai menampakkan sinarnya di ufuk sana. Hana yang tertidur lelap, kini terbangun dari tidurnya. Pemandangan pertama yang dilihatnya saat itu adalah Dany Brown. Laki-laki itu tampak damai dalam tidurnya, walau tak dipungkiri wajahnya terlihat kelelahan. Perlahan Hana mengulurkan tangan, dia ingin sekali menyentuh wajah Dany yang tampak begitu indah. Namun, sedetik ketika dia hampir menyentuh wajah Dany, Hana terhenti. Dia mengurungkan niat awalnya, dan hanya menatap Dany lekat. "Dany Brown," ucap Hana pelan. Panggilan Hana langsung bereaksi pada Danya Mendengar suara Hana, Dany membuka matanya yang masih berat dan mengantuk, "Kau sudah sadar?" ucapnya kemudian. "Hmm, begitulah. Memangnya aku tak sadarkan diri, ya? lalu apa yang terjadi? kenapa aku hanya mengenakan selimut seperti ini?" "Masih bertanya kenapa? kau mabuk berat dan sangat merepotkan. Berlari kesana-kemari lalu melepaskan semua pakaianmu. Jangan pernah minum lagi. Untuk saja aku yang ada saat kau mabuk, jika laki-laki lain kau sudah ..." Dany terdiam, lalu menghela nafas, " Pokoknya, jangan pernah minum lagi." Tiba-tiba Hana mengecup bibir Dany dengan lembut. Dany terkesiap. Dia hanya bisa dian tak bergerak. Setelah beberapa saat, Hana melepaskan ciumannya lalu menatap Dany sambil tersenyum. "Ke-kenapa kau tiba-tiba ..." "Aku menciummu. Mencium laki-laki baik sepertimu," "Hana, kau ini benar-benar ... berhenti bercanda dan kenakan pakaianmu. Aku akan keluar," ucap Dany sambil berniat beranjak dari tempat tidur. Namun, tiba-tiba Hana menahan tangan Dany, "Kau laki-laki baik. Tapi, sesekali bisa tidak kau menjadi laki-laki yang taj baik?" "Hana Foster. Kau ini bicara apa? kau masih mabuk?" Dany menggelengkan kepalanya Melia tingkah Hana. "Kau ... mencintaiku, bukan?" "Hana, ini masih pagi. Kenapa kau tiba-tiba ..." "Kau mencintaiku, tapi tak pernah bertindak." "Hei, hentikan. Aku harus bangun, dan kau juga. Lihat keadaanmu, kau minum terlalu banyak, pasti kepalamu sakit. Aku akan keluar mencari obat pereda sakit dan membuatkan sarapan." "Kau selalu seperti ini. Membuatku bergantung padamu," "Hana ..." "Tapi kau tak bertindak jauh. Kenapa tak melewati batasan? jika kau mencintaiku, ayo cium aku sekarang." Dany menangkupkan tangannya ke wajah Hana, lalu menatap Hana lekat, "Lihatlah wajah kusut ini, wajahmu membengkak karena terlalu banyak minum," "Tak perlu perhatikan wajahku, hanya rasakan ini saja," Hana kembali mencium bibir Dany. Dany terdiam, dia sangat canggung dan kaku. Namun, lama-kelamaan, Dany yang tadinya canggung mulai mengikuti pangutan Hana.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN