Untuk kesekian kalinya desah dan jeritan nikmat menggema memenuhi kamar, kami berpacu menuju puncak b****i yang tak terlihat entah dimana, meja tempatku telentang bergoyang dengan hebatnya, sehebat gempuran pennis JJ pada vagginaku, tangannya yang kekar dengan kasar meremas remas buah daddaku yang ikutan bergoyang. Tatapan matanya tak pernah lepas dari memandang wajahku yang tengah mengerang dalam nikmat, mungkin pemandangan yang tak pernah dia dapatkan selama ini dariku, dia ingin menikmati sepuasnya. Sepertinya dia begitu menikmati semua dariku, tangannya menjamah semua bagian tubuhku tanpa terlewatkan sedikitpun, sudah berpuluh laki laki yang dia berikan kesempatan seperti ini tapi baru kali ini bisa mendapatkannya sendiri, suatu penantian panjang yang tak boleh disia siakan.