"apa pun keputusan akhirnya, aku akan menerimanya dengan lapang d**a" ***** Arsenia terbangun dengan merutuk dirinya sendiri yang lagi-lagi tertidur di dalam dekapan pria menyebalkan bernama Edwin. Nyenyak pula! Rutuknya. Tapi... tunggu dulu, di mana pria itu? Arsenia menyisir seluruh kamarnya dan Edwin tidak ada di dalam sana. Bukankah semalam ia membuang kunci kamar keluar jendela? Tak mungkin ia melewati tralis jendela itu, pikir Arsenia. Ia beranjak dari tidurnya dan panik saat melihat jam menunjukan pukul 10 pagi. "Astaga! Ray kan akan kesini sebentar lagi!”, pekiknya. Ia bergerak secepat kilat untuk mencoba membuka pintu kamarnya dan secepat itu pula ia terkagum karena pintu terbuka dengan mudah, ia berpikir pintu itu masih terkunci. Arsenia melangkah keluar dan mencium a
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari