"Galau, Bang?" tanya Papanya yang kemudian terkekeh melihat wajah pias milik anak sulungnya. Dulu, ia tak merasakan yang namanya sindrom pranikah. Iya lah! Wong pernikahannya diselenggarakan secara secepat-cepatnya. Bahkan saat di pagi hari H itu pun, Fadlan tak pernah berpikir akan menikahi istrinya. Dan malam ini, Farrel hanya diam, duduk di balkon hotel sembari menatap langit tanpa bintang meski sedemikian terang. Besok adalah hari yang ditunggu-tunggu. Namun entah kenapa, rasa bahagia yang sempat membuncah itu hilang ditelan bumi. Bahkan ia maju-mundur dihari keberangkatan ke sini. Yang akhirnya membuat mereka hampir ketinggalan pesawat. Bunda sebetulnya jadi agak heran akan sikap anak sulungnya yang tiba-tiba tidak antusias lagi akan pernikahan ini. Perempuan itu sangat curiga maka m