Kedua pasangan yang baru saja menikah tersebut kini telah berganti baju, dan keduanya kini tengah berjalan keluar. Sebelumnya mereka diharuskan untuk ijin terlebih dahulu kepada orang tua Fero yang sekaligus sudah menjadi mertua sah dari Mia.
Seusai berpamitan keduanya langsung menuju basement untuk mengambil mobil yang telah terparkir di sana. Keduanya kini telah berada di dalam mobil dan Fero sendiri akan segera menyalakan mesinnya sebelum menancapkan gas untuk melaju menuju kota daerah dimana orang tua Mia dibawa ke rumah sakit.
Tengah malam yang cukup sunyi hanya didominasi dengan suara berisik dari hewan yang kemunculannya hanya pada malam hari.
Keheningan menyelimuti keduanya dan ditambah kegugupan membuatnya sulit untuk memulai duluan bersuara. Fero yang bertahan dalam diamnya karena harus fokus mengemudikan mobilnya lalu sedangkan Mia masih setia memandang ke arah luar pintu kaca mobil.
Fero sesekali mencuri pandang sang Istri melalui kaca yang menggantung tepat di atas depan dirinya. Mia sendiri masih belum sadar akan perlakuan Fero yang sering mencuri pandang dirinya.
Dari bagian mata sang istri Fero merasakan keteduhan yang amat dulu pernah ia rasakan, ada sosok yang ia cari dalam diri Mia, ia merasakan dulu pernah berinteraksi mengingat pelukan waktu di kamar tidur tersebut.
Terjadinya pelukan tersebut, seperti ada sesuatu yang pernah hilang lalu teroleh kembali. Kurang lebih rasa itu layaknya rasa rindu kepada orang yang telah dicarinya selama ini.
Tapi Fero menepis semua asumsi tentang hal itu, kini dirinya harus sadar jika sudah tidak lagi harapan untuk dapat menemukan wanitanya tersebut mengingat dirinya yang kini telah berkeluarga.
Tapi jika suatu saat Fero menemukan wanita yang telah dicarinya semenjak lalu, maka Fero tidak akan segan-segan untuk menceraikan Mia. Dan berharap bisa bahagia bersama pilihannya tanpa perduli lagi dengan hati Mia.