Bertemu kawan lama

289 Kata
Berjalan dengan sendiri di lingkungan koridor sunyi yang sudah menjelang dini hari. Hanya ada beberapa orang yang melintas, pikiran Mia kosong, dia bingung harus melakukan apa. Orang yang paling ditunggu untuk membalaskan rasa rindunya kini telah pergi lebih dulu menghadap sang ilahi. Tuhannya begitu menyayangi kedua orang tuanya. Belum sempat dia memberikan suatu hal kebahagiaan lagi tapi ajal lebih dulu menjemputnya, dan kini Mia berharap bahwa jauh dari arah pandangnya orang yang paling dia sayangi sedang berbahagia disana. Ya … dimana ia tidak dapat melihatnya secara langsung kebahagian yang sedang mereka rasakan. Berjalan dengan tatapan kosong membuat Mia hampir menabrak seorang dokter perempuan yang baru saja keluar dari sebuah ruangan. Dengan bergegas Mia pun langsung meminta maaf kepada dokter tersebut. “Maaf dok, maafkan saya yang tidak fokus saat tengah berjalan, sekali lagi saya minta maaf,” ungkapnya dengan jujur. “Eh iya mbak tidak apa-apa, mungkin mbaknya sedang banyak pikiran,” balas dokter tersebut. Dibalik niqobnya Mia hanya dapat tersenyum getir mendengarkan penuturan dari dokte tersebut. Dia tau dokter akan tau dengan sendirinya mengingat keadaannya yang seperti itu. Sedih boleh tapi jangan sampai berlarut karena itu hanya akan ditertawakan oleh setan karena dianggap sebagai kaum yang lemah. Sang dokter muda itu menatap dengan intens wanita yang dihadapannya. Dirinya merasa kalau mereka berdua tersebut itu sudah sangat lama mengenal satu sama lain. Dan benar saja suatu hal yang dapat menentukan keduanya telah bersabar atau tidak adalah sebuah gelang tangan yang dulu sempat mereka bikin dan hasilnya bakal di tuker satu sama lain. “Dhita? Kamu Miandhitakan?” ujar dokter muda tersebut Seketika Mia langsung disadarkan oleh sebuah pertanyaan tersebut. Mata Mia kini berpusat penuh kepada dokter tersebut. “Nisha?” yah semenjak tadi Mia hanya dapat menatap kearah bawah.
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN