Hanya rekayasa

2098 Kata
Hidup akan terus berlanjut, siapa datang maka akan ada yang namanya siapa yang pergi. Begitulah roda pertemuan yang selalu perpisahan, entah kita yang ditinggalkan atau meninggalkan. Fero sudah sangat kewalahan sehari-semalam, setelah kemarin seharian penuh menjadi pusat perhatian karena menjadi orang yang sedang di sanjung sebab menjadi pengantin pria kemarin. Lalu malamnya diajak begadang karena harus menunggu orang tua dari sang istri yang tengah terbaring tak berdaya di atas brankar tersebut. Dan paginya juga diharuskan menghadiri pemakaman orang tua dari sang istrinya. Saat baru sampai di Apartemen penginapannya, Fero langsung mengambil koper dan cepat-cepat membereskan bajunya. Mia yang tengah berada di sana masih terlihat bingung dengan kegiatan yang telah dilakukan oleh suaminya tersebut. “Heyy! Kenapa kamu bengong saja, bukannya bantuin. Cepat ambil pakaianmu dan kita balik ke jakarta. Kamu pikir saya tidak punya banyak pekerjaan disana. Gara-gara pernikahan macam ini aku sampai kehilangan clien-clien penting,” ungkap Fero. Kalimat yang dilontarkan oleh Fero kembali menohok hatinya. Mengapa suaminya itu suka sekali berkata kasar padanya. Apakah suaminya terpaksa menikah dengannya. “Mau sampai kapan kamu akan diam seperti itu HAH! Kalau kamu berpikir aku terpaksa menikah denganmu itu benar. Ya! AKU TERPAKSA. Paham kamu. Jadi ingat ketika kita sampai di Jakarta kita tidak akan pernah satu kamar. Ingat itu baik-baik!” Cobaan apalagi yang harus dilewatinya. Kenapa Tuhannya selalu menguji hamba-hambanya yang ingin selalu berusaha menjaga keistiqomahannya. Baru saja ia mulai berteman dan menerima keadaan. Kini kabar buruk tak mengenakan langsung ia dengar dari sang suami. Hantaman demi hantaman terus mengepung dirinya. Mia diwajibkan untuk bertahan dalam keadaan apapun. Kembali Mia meneteskan air matanya, cairan bening itu meluncur dengan bebasnya sebisa mungkin ia langsung hapus begitu saja ia takut jika Fero melihatnya maka Suaminya tersebut akan marah kembali. Karena ia tahu Suaminya tidak suka dengan wanita lemah. Semua pakaian sudah tertata rapih di dalam koper, kini hanya tinggal menunggu Fero yang masih didalam kamar mandi. Sambil menunggu ia melafalkan sholawat kesukaannya untuk mengisi waktu kosongnya dan yang jelas akan memberikan ketenangan bagi dirinya. Fero keluar dari kamar mandi, “Udah?” “Iya,” jawab Mia. “Dasar lemah! Begitu saja sudah lesu, Apalagi kalau disuruh ngurus keluarga. Disuruh beresin pakaian aja sudah begitu.” Tidak ingin memperdebatkan masalah Mia pun lebih memilih diam dan hanya mendengar saja. Pikirnya daripada menjawab itu hanya akan mempersulit keadaan. “Yaudah hayoo, udah beres semuakan. Tapi sebelumnya kita harus ijin dulu ke Mamah sama Papah kalau kita akan pulang lebih dulu.” Keduanya keluar dari kamar penginapan tersebut dan menuju kamar Mamah dan Papahnya untuk meminta ijin. Fero mengetuk pintu itu beberapa kali hingga sosok Papah datanglah untuk membukakan pintu. Fero jika sudah bersama dengan orang tuanya maka sedikit adab tidak sopan kadang ia lakukan. Contohnya sekarang setelah pintu terbuka Fero langsung melenggang masuk kedalam kamarnya sambil teriak teriak mencari Mamah. “Mamah, mah … mamah, Mamah dimana sih mah, keluar dong sebentar aku mau izin dulu.” Sang Papah dibuat kerisihan oleh perilaku dari Anaknya. Dan hal itu sudah biasa anaknya itu lakukan. Sang Mamah baru saja keluar dari kamar mandi. Sedangkan Mia masih setia berada diluar kamar, lebih baik menunggu dan dipersilahkan masuk oleh sang pemilik kamarnya. “Apa sih Fero, teriak-teriak kaya di hutan,” ucap Mamah. “Nggak Mamah sayang, habisnya Mamah lama sih. Jadi gini Mah, Pah ….,” Fero menjeda ucapannya dan melirik sang istrinya. “... eh sayang kamu ko' di situ terus ayo sini masuk. Anggap kamarnya Mamah.” “Emang ini kan kamar Mamah, Fero.” Sang Mamah membalasnya dengan ketus. Mia yang masih belum mengerti dengan perubahan sikap Fero terhadapnya masih berusaha menyesuaikan perkataan dan perubahan sikapnya. Setelah sekian beberapa menit Mia baru sadar jika hal itu hanyalah akal-akalan suaminya agar tetap menjaga image baik hanya di depan orang tuanya. “Sayang, ayo sini,” Fero yang sedang berpura-pura itu dibuat gemas sendiri karena istrinya masih belum paham atas kondisinya dan sulit diajak kompromi terlebih dahulu. Tidak ingin menunda lama-lama kepura-puraan tersebut akhirnya Fero menghampiri Mia dan menarik lengannya agar segera mendekat. “Jadi gini Mah, Pah mengingat kerjaan di kantor banyak banget, kita ijin pulang lebih dulu ya,” pinta Fero. “Hmmmm, coba deh tanyain ke Papah dulu boleh nggak.” “Lah ko' Papah sih Mah, ya Mamahlah yang jawab.” Lempar balik pertanyaan. “Ishh, gitu aja repot. Ayo sayang kita pulang duluan aja, nggak usah minta ijin ke mereka,” rajuk Fero. “Iya - iya sayang boleh ko,” ujar Mamah. “Makasih Mamah.” Fero berjalan mendekati sang Mamah lalu memeluknya. Rasa kebahagiaan seperti itu yang ingin merasakan, tapi kenapa Fero melakukannya rapi terlalu sayang Fero melakukannya hanya untuk kepura-puraan saja. Ia berharap suatu saat Fero tulus melakukanya. Siapa yang tidak ingin merasakan kebahagian bersama dengan orang yang dicintainya. Bahkan orang yang hidupnya suram, kadang berpikiran bagaimana hidup kedepannya akan bahagia. Bukan setiap orang berhak untuk bahagia sesuai dengan apa yang mereka harapkan, tanpa ada kekangan. “Mia sayang kesini ayo gabung, memangnya kamu nggak mau Mamah peluk. Minggir kamu Fero, orang Mamah mau meluk menantu kesayangan ini.” Mamah berjalan ke arah Mia dan langsung memeluknya. Jelas pelukan tersebut langsung disambut dengan bahagia oleh Mia sendiri. “Eh, eh jangan lama-lama Mah, memeluknya, ini punya aku ya mah,” Fero berusaha meledek dan ikut mengambil pelukan tersebut. Andai apa yang dilakukan saat ini benar realita adanya bukan rekayasa yang seperti yang diperankan oleh Fero. Hidup Mia akan terasa bahagia. Tapi nyatanya itu semua hanya peran fiktif belaka, begitu miris sekali hidupnya. “Udah ahh Mah, kita mau jalan sekarang, biar cepat nyampe lebih awal. Dan istirahatnya lebih banyak kan.” “Oh yaudah, hati-hati ya kalian. Jangan lupa kabarin ya kalau udah sampai.” “Awas Fero jangan sampai Mia kenapa-napa, dan nggak boleh lecet sama sekali. Paham kamu!” tegas Papah. “Ah siap bos,” balas Fero. Keduanya berpamitan satu sama lain dengan penuh kasih sayang yang tulus diberikan oleh Mamah Papah, tapi tidak dengan Fero ia hanya merekayasa saja. Jika ia terlihat begitu menyayangi Mia. Kini Mia dan Fero benar-benar hilang dari arah pandang orang tuanya, dan jelas sikap Fero kembali berubah menjadi tegas dan keras. Hal itu membuat hati Mia teriris, mulai saat ini ia harus terbiasa mendapatkan perlakuan seperti itu dari sang suami. Apakah mungkin ini cobaan atau bahkan karma yang harus ia terima karena dulu ia begitu sering mempermainkan hati seorang laki-laki, dan jika ini benar tentang karmanya, maka ia akan coba terima dengan lapang dadanya, dan berharap itu sebagai peluntur dosanya kepada laki-laki yang telah disakitinya. ⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️ Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, yang terdiri atas beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di satu atap yang sama. Hampir setiap orang memiliki harapan yang sama tentang keluarga, yaitu keluarga yang tenang, tentram, bahagia, dan sejahtera. Namun untuk menciptakan keluarga yang bahagia serta langgeng adalah hal yang tidak mudah. Dan Mia sangat berharap ia dan Fero akan tetap bersama sampai ke surga-Nya. Meskipun untuk saat hanya dirinya saja yang akan berjuang. Bukankah dalam sebuah hadis ada penjelasan ketaatan seorang istri atas suaminya. Dalam surat An Nisa ayat 34, Allah berfirman, "Kaum laki-laki itu pemimpin wanita. Karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) alas sebagian yang lain (wanita) dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan harta mereka. Maka wanita yang solehah ialah mereka yang taat kepada Allah dan memelihara diri ketika suaminya tidak ada menurut apa yang Allah kehendaki." Mengikuti apa yang disampaikan suami bukan semata-mata karena suami, melainkan karena memang disebutkan pula oleh Allah. Kewajiban kedua yaitu istri wajib bersikap taat pada suami. Sama seperti kewajiban sebelumnya, ketaatan ini hadir atas dasar karena Allah SWT. Ketaatan seorang istri pada suaminya disebut setara nilainya dengan jihad kaum lelaki. Setelah banyak membaca hal-hal yang perlu dilakukan bersama pasangan ketika sudah menikah agar jalinan Keduanya semakin erat. Rasul pun bersabda, "Sampaikanlah kepada perempuan-perempuan yang kamu jumpai bahwa taat kepada suami dengan penuh kesadaran maka pahalanya seimbang dengan pahala perang membela agama Allah. Tetapi sedikit sekali dari kamu sekalian yang menjalankannya." Usai menikah, Mia juga harus tetap menjaga auratnya. Ia tidak boleh memperlihatkan aurat bahkan memiliki niatan mengundang atau memancing pada laki-laki yang bukan suaminya. Menjaga aurat berarti menghormati dirinya sendiri. Dalam surat An Nuur ayat 31, Allah bersabda, "Katakanlah kepada wanita yang beriman: Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan k*********a, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) tampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putra-putra mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putra-putra saudara lelaki mereka, atau putra-putra saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau b***k-b***k yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita." Dalam sebuah hadis, dijelaskan wanita tidak boleh menganiaya suaminya dengan pekerjaan yang membenaninya dan membuatnya sakit hati. Tugas seorang suami adalah menafkahi keluarga, tapi sebagai seorang istri harus dapat memahami kemampuan suaminya agar kelancaran juga menyertai keluarganya. Nabi Muhammad SAW dalam hadis disebut pernah bersabda, "Barang siapa (istri) menganiaya suaminya dan memberi beban pekerjaan yang tidak pantas menjadi bebannya (yakni suami) dan menyakitkan hatinya, maka para malaikat juru pemberi rahmat (malaikat rahmat) dan Malaikat juru siksa (malaikat azab) melaknatinya (yakni istri). Barang siapa (istri) yang bersabar terhadap perbuatan suaminya yang menyakitkan maka Allah akan memberinya seperti pahala yang diberikan Allah pada Asiyah dan Maryam binti Imran." Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. ⏺️⏺️⏺️⏺️⏺️ Wanita-wanita yang salehah akan senantiasa taat kepada Allah, patuh kepada suami dan menjaga hak-hak suami mereka. Adapun keutamaan seorang istri yang dapat berbakti kepada suaminya yaitu sebagai berikut: 1. Dijamin Allah akan masuk surga Allah akan memberikan jaminan surga bagi istri yang taat dan berbakti kepada suaminya. Dari Ummu Salamah Radiyallahu’anha bahwa Rasulullah SAW pernah bersabda: "Wanita mana saja yang telah meninggal dunia dan lantas suaminya ridha padanya, maka ia akan masuk ke dalam surganya Allah SWT." (HR. Thirmidzi dan Ibnu Majah). 2. Mendapatkan ridho Allah Seorang perempuan yang sudah menikah maka ridho seorang perempuan bukan hanya kepada orang tuanya lagi, melainkan ridho yang paling utama adalah berada di bawah suaminya. Ridho Allah berdasarkan dari ridho suaminya. 3. Diampun segala dosanya Saat seorang istri berbakti kepada suami dengan penuh rasa ikhlas, maka diampunilah segala dosa-dosanya selama hidup di dunia. Rasulullah SAW pernah bersabda: "Sungguh-sungguh meminta ampun bagi seorang istri yang berbakti kepada suaminya yaitu malaikat di langit, burung di udara, ikan-ikat di lautan selama ia masih dalam kerelaan suaminya. Dan barang siapa seorang istri yang tidak berbakti kepada suaminya, maka ia akan dilaknat oleh Allah SWT, malaikat dan semua manusia." 4. Sholatnya tidak akan mendapat pahala jika tidak berbakti kepada suami Hal ini sebagaimana yang pernah disabdakan oleh Rasulullah: "Ada 3 orang yang tidak akan diterima pahala sholatnya oleh Allah SWT dan tidak pula diangkat kebaikan mereka ke langit ialah hamba perempuan (istri) yang lari dari tuannya hingga ia kembali, seorang istri yang dimurkai suaminya hingga dia memaafkannya, dan orang yang mabuk hingga ia tersadar kembali." 5. Dapat menghindarkan dari perceraian Seorang istri yang taat dan hormat kepada suami dapat menhindarkan rumah tangga dari perceraian. Hal ini sesuai dengan apa yang pernah dikatakan oleh Rasulullah SAW: "Barangsiapa (wanita) yang meminta cerai dari suaminya tanpa adanya sebab yang sangat diperlukan, maka haramlah bagi mereka untuk mencium bau surga." 6. Akan dileburkan segala pahalanya apabila suami murka Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW: "Apabila seorang istri telah berkata kepada suaminya: "Tidak pernah aku melihat kebaikanmu sama sekali dan suami murka kepadanya, maka dileburlah segala bentuk pahala yang didapatkannya dari ibadah-ibadah yang dijalankannya." Hadits tersebut menjelaskan bahwa ketika seorang istri membuat murka suaminya karena perilaku yang tidak baik, maka segala pahala yang pernah didapatkan seorang istri akan lebur dan tidak berarti. 7. Mendapatkan pahala yang besar Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa bersabar atas perangai istrinya, maka Allah SWT akan memberikan pahala baginya seperti pahala yang diberikan kepada Nabi Ayyun AS. Barangsiapa bersabar terhadap perangai suaminya, maka Allah SWT akan memberikannya pahala seperti orang yang gugur dalam membela agama Allah. Dan barangsiapa yang menganiaya suami dan membebaninya dengan pekerjaan yang seharusnya tidak dikerjakannya, maka malaikat akan menyiksa baginya."
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN