Tok, tok, tok! Tok, tok, tok! Tok, tok, tok! Suara ketukan pintu yang begitu kencang dan terdengar menuntut, berhasil membangunkan Rain yang masih terlelap. Pria tampan itu menggeliat, merenggangkan otot-otot tubuh, sebelum akhirnya membuka kelopak mata, dan berjalan dengan malas menuju pintu kamar. Ia putar kenop pintu sesuai arah jarum jam, lalu menariknya, hingga sosok gadis cantik, dengan aroma tubuh yang tercium begitu menyegarkan, nampak tengah berdiri di depan sana, menatap ke arah Rain, dengan seulas senyum tertampil di wajahnya. Dengan riang, gadis berjaket parka hitam kebesaran itu melambaikan tangan, kemudian berkata, “selamat pagi, Bapak Hujan. Saya sudah siap.” Sembari menguap cukup panjang, Rain melirik pada jam digital yang menggantung pada dinding, baru menunjukkan