Aku tidak bisa tidur, bahkan hanya untuk sekedar mengenalkan mataku. Queensha memaksaku untuk tidur di kamarnya, bersamanya. Tidak memperbolehkan ku di kamar lain. Pasalnya, aroma parfum Queensha sangat menyengat dan membuat ku merasa pusing. Berkali-kali aku menahan muntahan yang akan keluar, hanya saja aku tidak mau membuat Queensha tersinggung. Kaki Queensha membelit tubuhku. Ingin rasanya bangun dan keluar dari kamar ini. Ingin rasanya tidur di rumah sakit saja daripada tersiksa manis semalaman ini. "Oh astaga" Tak tanggung-tanggung, aku ingin pipis juga. Bagaimana caraku pada Queensha?. Dia terlihat lelap sekali. Sudahlah, nikmati saja kesakitan tak berdarah ini. Namun perutku terus saja bergejolak. Huft, tahan. Aku hampir saja berteriak histeris karena ketakutan. Pintu kamar