Aku terdiam. Sedikit malu karena tidak punya pendirian sama sekali. Selama perjalanan, aku terdiam membisu, tidak mau mengajak Dante untuk sekedar berbincang. Sedikit tidak perduli dengan bagaimana Dante selalu memegang tanganku yang satunya, sedangkan tangannya yang lain mengemudi mobil. Sangat manis. Sate. Makanan itu tiba-tiba muncul dalam bayanganku, bahkan rasanya terasa sangat nyata. Oh astaga Ana, jangan merepotkan lagi. Sudah tahu datang tanpa modal, jangan membuat banyak orang merugi dengan dirimu!. Sate. "Oh astaga, aku tidak bisa menahannya" Sontak aku langsung menutup mulutku sendiri. Tersadar kalau suaraku keluar, tidak di dalam hati lagi. "Kenapa?" Tanya Dante padaku, ku lihat dari ekor mataku dia menoleh ke arahku, seakan menunggu jawaban. "Aku ingin makan sate, emang