13

1381 Kata

“Kakak ngapain?” Tanya Uci saat Sindi memasuki kamarnya. Gadis yang beberapa hari ini menjadi salah satu penghuni rumah sakit ternama di kotanya itu semalam dijemput oleh Saudara Bimanya. Satu lagi kemajuan. “Bantuin kamu mandi.” “Iwh… apa banget mandi pake dibantu segala. Jogging aja aku sanggup sekarang, cuma ya pagi ini ada kelas,” jawab gadis itu sebelum menghilang di balik pintu kamar mandinya. “Dek ini kamar kamu rame banget, kita sumbangin aja bonekanya sebagian ya,” teriak Sindi yang ditinggal begitu saja oleh adiknya. Uci yang mendengarnya langsung muncul lengkap dengan handuknya yang tersampir di pundak kanannya. “Awas aja kalo kakak berani. Udah sana keluar!” usirnya. Sebelum benar-benar pergi Sindi masih sempat mempermasalahkan betapa tidak pantasnya cewek seumuran Uci me

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN