SATU MINGGU

2003 Kata

Arumi harus bertahan dalam ketidaknyamanan. Tidur di bangku keras itu membuatnya tidak enak. Tubuhnya terasa sakit dan pegal. Ia tidur dengan posisi meringkuk tanpa selimut dan tanpa bantal. Ah, tak sabar ingin kembali ke Jakarta dan tidur di kasurku dengan nyaman. Diam diam air mata kembali menetes di pipinya. Berulang kali Arumi mengecek ponselnya dan berharap kalau suaminya itu menghubunginya. Tapi ternyata tidak. Padahal ia mendengar sendiri kalau Ravi mengontak Widuri dan menanyakan kabarnya. Sayangnya, Ravi tidak memperdulikan dirinya sama sekali. Padahal ini sudah berjalan sekitar dua bulan dari pernikahan mereka. Tapi, kenapa tidak ada perubahan yang berarti? Aku kesepian. Jadi saat ibu Ratna menghubunginya, rasanya senang sekali. Ada orang yang peduli dan memper

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN