Saga memperhatikan terus menerus dari balik pilar hingga sedan berwarna perak itu pergi keluar dari basemen. Ia terdiam dan tidak tahu harus berbuat apa. Satu hal prinsip dalam hidupnya adalah untuk tidak pernah mengganggu perempuan menikah ataupun memiliki kekasih. Ia paling tidak menghargai ketidaksetiaan dalam bentuk apapun. Bahkan micro cheating pun ia tidak menerimanya. Jadi, saat memperhatikan gadis kopi dan lelaki itu berdua, Saga tak ingin lagi melakukan apapun. Aku.. Bingung.. Ia memutuskan untuk bergerak naik ke lantai dua puluh, lokasi ruangan Tama berada. "Oh hai.." Tama menatapnya. "Sibuk tidak sibuk, aku akan tetap diam di sini," Saga berbaring di sofa panjang ruangan Tama. Tama hanya tergelak sambil menatap layar laptopnya, "Ada apa ini?" "Aku patah hati.." Sag