Setelah masuk ke rumah mereka yang nyaman di pinggiran kota, Devya dengan hati-hati mengambil tasnya yang terletak di ruang tamu. Sambil memasukkan beberapa barang yang telah dia keluarkan sebelumnya, Daren mendekatinya dengan langkah lembut. "Kamu suka kan, sama butiknya?" tanya Daren dengan nada yang penuh perhatian. Devya mengangguk pelan sambil tersenyum. "Suka kok. Tapi, kamu sering banget nanya gitu ke aku. Emangnya kamu gak suka, sama butiknya?" balas Devya, menatap suaminya dengan tatapan penasaran. Daren menggeleng. "Nggak juga sih. Aku hanya ingin pastikan aja kalau kamu beneran suka." Devya menyunggingkan bibirnya. "Gimana, sama kantor baru kamu? Udah banyak yang melamar?" "Sudah," jawab Daren sambil mengangguk. "Bahkan lebih dari yang diharapkan. Aku minta lima ratus, yang