10. Malam Pengantin

1580 Kata

                Orang bilang, malam pertama itu amat mendebarkan. Oh tidak! Itu tidak berlaku untukku. Yang aku rasakan saat ini hanya lelah, mengantuk, dan ingin segera tidur.                 Aku menatap puas ke arah ranjang di depanku, yang ditengah-tengahnya sudah kutaruh dua bantal guling sekaligus. Mas Dilan masih mandi di dalam, sementara aku sudah selesai sejak tadi. Krek!                 Wangi sabun seketika menyeruak menusuk indra penciumanku begitu pintu kamar mandi dibuka. Mas Dilan muncul dari dalam memakai celana longgar selutut berwarna hitam, kaos oblong putih, juga handuk yang menggantung di kepalanya.                 Mas Dilan menatap ranjang agak lama, lalu menatapku dengan sebelah alis terangkat. “Kenapa ada dua giling di sana?” “Ya buat batasan, dong! Andai or

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN