33. Permintaan Mama

2041 Kata

Tidurku terusik ketika mencium aroma sabun menguar menusuk hidung. Seketika itu juga, mataku terbuka sempurna karena langsung sadar kalau malam ini aku tidur di sebelah Mas Dilan. “De...” Mendengar suara itu, aku reflek bangun, lalu menarik selimut sampai dagu. Mas Dilan ternyata sudah mandi, dan dari ekspresinya saat ini dia tampak khawatir juga merasa bersalah. “Papa dan Mama kapan datang?” tanyanya setelah duduk di sofa kecil yang ada di dekat jendela. “Semalam.” “Aku mengacau?” “Iya.” Mas Dilan meraup wajahnya, lalu menatapku lagi. “Mereka tahu kalau kita selama ini tidur terpisah?” Aku menggeleng. “Enggak. Aku berhasil cari cara supaya mereka enggak curiga.” Mas Dilan tampak sangat lega melebihi apa pun. “Makasih banyak, De. Meski aku tahu nanti aku akan kena marah ha

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN