Part5 | You're Virgin

1411 Kata
Agnes menautkan tangannya di leher Brice, membalas lumatan Brice dengan begitu liar dan intim. Mereka berciuman dengan begitu panas, hingga suara decapan dan desisan terdengar begitu jelas. Alkohol benar – benar membuat Agnes lepas kendali, dia tidak bisa lagi menahan diri dan melepas semua batasan pada dirinya. Brice melepaskan pagutannya, bahkan sampai Agnes mengangkat kepalanya tidak rela saat Brice berhenti menciuminya. Namun itu hanya sesaat karena kini Agnes mendongakkan lehernya di saat ciuman Brice turun mencecap lehernya yang jenjang. “Ahhh Brice… Euhmmm…” Lengkingan Agnes lolos saat merasakan Brice menghisap lehernya hingga meninggalkan jejak kemerahan. Agnes menutup matanya merasakan ciuman Brice semakin turun ke bawah, sensasi geli dan kenikmatan luar biasa membuat tubuhnya meremang. Kini Brice turun mengulum bongkahan ranum milik Agnes, menghisap dan memainkannya menggunakan lidahnya. Tubuh Agnes bagai tersengat listrik, semua sendi – sendi di tubuhnya meremang karena sensasi yang di buat oleh Brice. “Akhh!! Euhmmm… Ahhh!” desahan dan desisan kembali lolos saat Brice menghisap puncak bongkahannya dengan kuat. Sedangkan tangannya yang satu meremas bongkahannya yang lain. Agnes memejamkan matanya, menikmati sentuhan yang baru ia rasakan di dalam hidupnya. Semua yang di lakukan Brice benar – benar membangkitkan ga irahnya yang selama ini terpendam. Wanita cantik nan seksi itu mengurai rambut dan menekan kepala Brice yang sedang asik bermain di da danya, seolah meminta agar Brice terus melakukannya untuknya, memintanya untuk lebih dan lebih. Brice menyudahi permainannya di kedua bongkahan indah itu, ciumannya semakin turun mengecup perut rata nan seksi milik Agnes. Membuat wanita yang berada di bawah kungkungannya kembali menggeliat. Kain segitiga tipis yang masih melekat itu perlahan ia turunkan melewati kaki Agnes yang jenjang. Kilatan mata Brice begitu tajam melihat keindahan tubuh Agnes yang tidak tertutupi oleh sehelai benang pun. “Damn! Kamu sangat cantik Agnes!” Geram Brice dengan napas berat menahan ga irah yang sudah memuncak di kepalanya. Pria itu bergerak cepat menyambar bibir Agnes, melumatnya dengan kasar dan liar. Agnes tidak tinggal diam dan membalas lumatan itu tidak kalah liarnya. Hingga tangan Brice menyapu, meremas bongkahan kenyal Agnes dan semakin turun membelai paha bagian dalam Agnes. “Euhmmm…” gumam Agnes di sela ciuman mereka. “Akh!” jerit manja Agnes begitu merasakan sentuhan di bagian sensitifnya. Matanya membuka dengan lebar, dirinya terkejut. Brice dengan secepat kilat bergerak dan tanpa Agnes sadari, pria itu sudah turun ke bawah. Brice membuka lebar kedua paha Agnes. Membuatnya meneguk kasar salivanya. “Damn! Sh*it! This is too beautiful.” Geram berat nan seksi yang di lontarkan oleh Brice. Milik Agnes sungguh cantik dan luar biasa. Ini pertama kalinya ia melihat milik wanita yang begitu–sempurna. Agnes menanggapinya dengan sebuah senyuman manis, namun itu terlihat sangat menggoda dan seksi di mata Brice. Pria itu merasa begitu haus, haus ingin mencicipi milik Agnes yang begitu cantik. Pria itu merendahkan kepala—tenggelam di antara kedua paha Agnes. “Akhhh ! Ough Brice ! EUhmm.. Hmmm… Sshshh… Ah!” desahan, erangan dan desisan bergantian. Seluruh tubuh Agnes meremang saat ia merasakan sesuatu yang basah dan lembut menyentuh area sensitifnya. Brice menyapu milik Agnes dengan lidahnya, menyesap dan mengulum bagian yang menonjol membuat Agnes kembali merintih dan mendesis. Wanita cantik itu menggeliat. Kedua tangannya kini meremas rambut pria yang tengah bergerilya di bawah sana. Tanpa ia sadari, Agnes menahan kepala Brice, meminta nya untuk melakukan lebih. “Oh my! Rasanya sungguh nikmat! Ahhh ! Aku suka Brice! I like it! Don’t stop please! Please!” jerit dan desahan Agnes merasakan ada sesuatu yang ingin meledak dari inti tubuhnya di saat Brice memainkan lidahnya di dalam miliknya dengan begitu intens. Hingga wanita cantik itu mengangkat tinggi kedua kakinya sampai lurus. Ujung- ujung jarinya menekuk ke dalam. Tubuhnya seolah menegang seutuhnya. “Brice ! Brice! Ohh! Akuh.. ! I want pee!!” jeritnya keras. Dan dia dapat merasakan sesuatu mengalir dari dalam tubuhnya saat dirinya meremas kuat sprei untuk menahan gelombang nikmat yang ia rasakan. “Ahhhhh!” Brice menyeringai puas merasakan cairan cinta Agnes yang begitu manis. Pria itu sangat menikmati milik Agnes yang begitu wangi, aroma tubuh Agnes begitu khas dan membuatnya terhipnotis dan ingin memberikan pelayan terbaik untuk wanita cantik ini. Napas Agnes tersengal – sengal usai mendapatkan pelepasan. Da danya terlihat naik turun begitu erotis. Brice langsung berdiri dan menanggalkan boxer dari tubuhnya, membuangnya asal ke lantai. Kemudian dia kembali mengukung tubuh Agnes. Melumat bibir Agnes, menyesapnya berkali – kali, dan berbicara tepat di atas bibir Agnes. “Kamu begitu cantik Agnes,” entah sudah ke berapa kali dia memuji wanita ini. Agnes tersenyum, “Kamu juga begitu tampan Brice.” Balasnya dan melumat bibir Brice. Pria itu mulai membuka paha Agnes. Dan dengan cepat ia ingin melakukan penyatuan. Dia arahkan miliknya ke dalam milik Agnes. Dan begitu Brice memaksa untuk memasukinya, Agnes menjerit. Dia merasakan inti tubuhnya begitu sakit, seolah di bawah sana terkoyak. Agnes semakin menjerit keras takkala Brice semakin memasuki tubuhnya. Kedua tangannya secara otomatis mendorong da da Brice. “Akhhh…!” Tapi sayangnya Brice seolah menulikan telinganya, dia berusaha mendorong pinggulnya dengan sekuat tenaga. Ini adalah pertama kalinya ia kesulitan melakukan penyatuan, seolah ada yang sesuatu yang menghalang di dalam sana. Dan dengan satu kali hentakan keras, Bless! Seketika itu pula Brice baru sadar akan sesuatu, “Damn!! You’re a virgin! Agnes.” Gumamnya tepat di atas bibir Agnes. Meskipun dia sudah berusaha, tapi miliknya belum berhasil menembus tubuh Agnes. “Akhh… Sakit… “ lirih Agnes mengabaikan ucapan Brice. Rasa sakit di bawah sana membuatnya menangis. Dia merasakan sakit yang sangat luar biasa di inti tubuhnya, seolah ada yang baru saja robek di bawah sana. Air matanya jatuh, merasakan perih. Brice terkesiap dan mencumbu kedua mata Agnes lalu menyesap bibir Agnes, “Aku akan melakukannya dengan pelan, sayang.” “Aku akan membuat malam ini adalah pengalaman indah yang tidak akan pernah kamu lupakan,” tambah Brice dan langsung melumat bibir Agnes. Tangannya meremas payu dara Agnes bergantian. Sedangkan pinggulnya perlahan mulai bergerak. Dia kembali mendorong pinggulnya dengan keras ke milik Agnes. Berkali – kali Agnes menjerit kesakitan, tangannya meremas erat lengan berotot Brice, hingga kukunya tertanam di kulit Brice. Saat dia merasakan sakit yang sangat luar biasa, Agnes berkali – kali mendorong da da Brice. Namun itu tidak membuat Brice goyah, dia langsung mengambil kedua tangan Agnes, menaikkannya ke atas dan menahannya. Ia mencumbu lipatan lengan dan menjilati kulit Agnes, memberikan rileksasi. Hingga akhirnya wanita cantik itu mulai menurut dan merasa lebih rileks. Dia tidak mampu lagi melawan, Brice sudah benar – benar menguasai tubuhnya seutuhnya. Dia menjadi wanita penurut, “Brice…” gumamnya. “Yes, sayang…?” Brice mengulum puncak bongkahan Agnes memberikan ransangan yang kuat, miliknya yang sudah masuk setengah di dalam tubuh Agnes ia biarkan sesaat hingga dengan satu kali hentakan keras. Blesssss! “Akhh!” teriak Agnes keras, saat Brice berhasil memasukkan miliknya dengan sempurna di dalam tubuh nya. Brice menggeram, merasakan sensasi yang begitu kuat menghisapnya di dalam tubuh Agnes. Rasanya sungguh luar biasa. Rasanya sungguh nikmat. “Sh*it! Seperti ini kah rasanya virgin.” Gumamnya dalam hati. Merasakan denyutan kuat pada miliknya. Tidak tahan, ia perlahan menggerakkan pinggulnya. Terdengar suara lirih dan jerit perih Agnes. Namun itu hanya sesaat saja, jeritan sakit tadi kini berubah menjadi jeritan dan desahan nikmat. “Oh my! Tubuhmu begitu nikmat, sayang! Argh!” geram Brice dengan suara beratnya. Pria itu semakin berga irah mendengar desahan dan erangan seksi dari Agnes. Mereka berdua mendesah bersama. Suara erangan dan desahan terdengar bersahutan antara Agnes dan Brice. Suara tersebut begitu mendominasi memenuhi kamar hotel. Hingga suara erangan dan lengkingan panjang. “Sayang, Brice!! Akh! Akh! Please! Please!!!” Agnes memeluk erat tubuh Brice saat ia merasakan sesuatu yang aneh ingin meledak. “Yes, sayang!! Hold and together!” Brice semakin bergerak cepat, dia tidak dapat menahan diri hingga Agnes menjerit dan mengunci tubuhnya dengan kuat, nyatanya hal itu membuat Brice juga langsung mendapatkan pelepasan. Dan untuk pertama kali, Brice tidak menarik miliknya saat mendapatkan pelepasan. Dia membiarkan miliknya itu terbenam di dalam sana. “This is so amazing, sayang.” Ucap Brice tepat di atas bibir Agnes. Pria itu kembali melumat bibir Agnes. Wanita cantik itu tersenyum, membalas lumatan Brice yang lembut. “Yes, I know. You’re so amazing.” Sampai lumatan itu kembali liar dan panas. Padahal mereka baru saja selesai. Tapi hasrat dan ga irah mereka kembali berpacu. “Do you want again?” tanya Brice dengan napas beratnya. Agnes tersenyum menggoda dan menangkup wajah Brice, “Yes, please.” Bersambung…
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN