SEBUAH KILAS BALIK

547 Kata
Udara di luar sana memang sangat dingin, tetapi tak lebih dingin dari perasaan gadis itu. Tetes demi tetes bulir hangat terus mengalir membasahi pipinya. Baru saja ia merayakan hari kelulusan yang seharusnya dilalui dengan perasaan bahagia. Namun, duka seakan cemburu pada bahagia, sehingga ikut hadir meskipun tak pernah diharapkan. Gadis berambut cokelat yang duduk di sebelahnya mencoba untuk menghibur. Ruangan temaram menyamarkan mereka. Hanya cahaya dari lampu tidur menegaskan keberadaan mereka dalam remang remang. Tak pernah dibayangkan bahwa luka yang pernah dirasakan di masa lalu dan telah berhasil ia hapus dari dalam hati justru berganti dengan yang lebih menyakitkan. Rasa itu mengaku sebagai cinta, datang menerobos dinding pertahanan hati dan berhasil menyembuhkan luka lama, tetapi juga membawakan sakit yang lebih menyayat. *** "Saya harus pulang sekarang, Takashi-san." Gadis itu segera beranjak meninggalkan pemuda bernama Takashi itu. Ia berusaha menyembunyikan air matanya yang menitik. "Suada-chan, chotto matte," pinta Takashi seraya menarik tangan si gadis. "Lepaskan tangan saya! Berani sekali kamu, ya!" Gadis tersebut menarik tangannya dengan keras. "Ma-maafkan saya. Saya tidak bermaksud kurang ajar. Saya hanya ingin ..." Takashi tak sanggup melanjutkan kalimat saat melihat lawan bicaranya itu melotot--terlihat sangat marah--kemudian meninggalkannya. Takashi meminta si gadis untuk menghentikan langkah, tetapi dirinya tak digubris. Ia menghapus bulir bening yang membasahi pipi. Kamera di tangan dilempar dengan keras hingga benda mahal tersebut seketika bermetamorfosis menjadi barang rongsokan yang tak lagi berbentuk, kemudian meninggalkan tempat itu dengan perasaan kalut. *** Bandara Haneda, Tokyo. Gadis bule itu terisak melepas keberangkatan sang sahabat yang telah menyadarkan bahwa ia harus mempertahankan makhluk kecil di rahimnya. Sosok mungil yang telah lahir sebagai bayi laki-laki lucu berumur satu tahun tersebut juga ikut mengantar sahabatnya ke bandara. Gadis berjilbab--sang sahabat--terlihat tengah mencium makhluk kecil berwajah bule dan bermata sipit tersebut. Mereka saling melepaskan rasa dalam pelukan perpisahan. Kemudian, gadis berjilbab merah muda itu terlihat celangak- celinguk mencari sesuatu. la memutar penglihatannya ke segala arah, seakan ada seseorang yang sangat ia harapkan datang untuk memberikan ucapan perpisahan. "Apakah kamu menunggu Ume-san?" Pertanyaan si gadis bule membuat sahabatnya itu berhenti mencari. "Tidak Aku hanya sedang menunggu temanku. Nah, itu dia ... Mas King!" panggil gadis berjilbab itu sambil melambaikan tangan pada seorang pemuda. Seseorang yang dipanggil mendekati mereka. Si gadis berambut cokelat merasa tak asing dengan pemuda tersebut. Dengan ekspresi mengingat ingat, ia mencoba mencari tahu. "Apakah kita pernah bertemu?" la bertanya setelah menyerah dengan ingatan yang tak berhasil memutar memori tentang pemuda tersebut. "Tentu saja. Kamu Jill, 'kan? Kita bertemu di bandara ini saat kamu menjemput Fitri pertama kali." "Oh iya. Akhirnya aku ingat, Ki-king, right? How are you?" tanya gadis bernama Jill itu setelah berhasil mengingat siapa pemuda tersebut. Sementara Jill dan King bercerita, gadis berjilbab itu kembali terlihat mencari-cari sesuatu. Namun, pencariannya terhenti saat mendengar pemberitahuan bahwa pesawat yang akan ditumpanginya segera berangkat. la menyalami sahabat bulenya dan pemuda bernama King yang baru datang itu, kemudian menarik koper menuju pesawat. Burung besi yang ditumpanginya mulai menjauhi daratan, meninggalkan semua kenangan yang telah ia dapatkan selama berada di Negeri Sakura. Gadis itu menengadahkan kepala. Air mata semakin berduyun-duyun turun ketika langit langit pesawat itu seakan mempertontonkan kisah tentang pemuda bermata sipit ini bersamanya. "Takashi-san, kenapa aku harus mengharapkan kedatanganmu," gumamnya lirih. Air kesedihan semakin menggenang di mata bening itu. *** Footnote : Chotto matte : Tunggu sebentar
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN