Part 13

707 Kata
Allah mematahkan hatimu bukan karna Dia tak sayang padamu Namun itulah cara-Nya untuk menjauhkanmu dari sakit hati yang lebih dalam dari sekarang ~WidyaArrahma~ ☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆ Hamparan karpet jingga membentang di ufuk barat membuat sebagian orang itu candu melihatnya, bahkan ada orang yang selalu menantinya di sore hari agar bisa menikmati indahnya langit oranye itu Sama seperti Helwa, yang Sore Hari sedang menikmati senja sendiri hanya ditemani Brownis pisang dan capucinno dingin di teras samping rumah sambil melihat beberapa pohon mawar kesukaannya menari nari diterpa angin sejuk "Assalamuaikum Sayang" bisik Fajar yang dari belakangnya "Waalaikumussalam mas” ucap Helwa mencium tangan Fajar Fajar ikut duduk diatas kapet disamping Helwa, tangan kananya memeluk pinggang Helwa membuat Helwa menatapnya Fajar hanya tersenyum manis dan mencuri ciuman di pelipis Helwa "Tumben makan yang banyak kalorinya” ucap Fajar "Ga tau mas, laper tapi males makan nasi jadi bikin brownis” ucap Helwa sembari menyuapkan Brownis kemulutnya "Enak Hel, kamu bikin sendiri ?"tanya Fajar setelah memakan sepotong Brownis pisang itu Helwa hanya mengangguk "Hel kenapa kamu seakan menghindari aku sekarang ?" Tanya Fajar membuat Helwa terdiam "Helwa gak ngrasa menghindar dari mas, kalau Helwa menghindar gak mungkin mas bisa meluk Helwa sekarang" ucap Helwa tersenyum "Bisa ajah kamu ngelesnya" ucap Fajar mengecup pelipis Helwa Entah sejak kapan kepala Helwa sudah bersandar didada Fajar Nyaman Itu yang Helwa rasakan sekarang Apalagi saat Fajar mengelus perut ratanya, usia kandungannya baru masuk 5 minggu "Hel" "Hmm" "Koq mas ngrasa ada dedek yah disini, agak buncit juga" ucap Fajar mengelus perut Helwa "Perasaan mas ajah mungkin, Helwa juga gak ngrasain morning sickness mas, mas fokus ajah sama dedek diperut Melly, siapa tau nular ke Helwa" ucap Helwa "Maaf mas, Helwa takut mas bakal mengabaikan Melly kalau tau Helwa hamil, biarkan Allah yang menentukan kapan Helwa memberitahu mas, Helwa gak mau mas berdosa mengabaikan Melly" bathin Helwa "Tapi mas nyaman banget mengelus perut Helwa" ucap Fajar "Ih mas lebay" ucap Helwa terkekeh "Teruslah tersenyum dan ramah, mas gak suka Helwa yang suka nangis dan mode dingin" "Emang Helwa Hp apa ada mode dinginnya" ucap Helwa Saat sedang menikmati senja bersama tiba tiba... "Ih koq kalian gak ngajakin aku sih" ucap Melly membuat Helwa bangun dari sandarannya "Maaf mel aku kira kamu tidur tadi" ucap Helwa "Aku nyari kamu tau mas, dedeknya rindu sama ayah" ucap Melly "Astaghfirullah kuatkan hamba ya Allah" bathin Helwa sembari menunduk "Mas ngapain pegang perutnya Helwa kan gak ada dedeknya, yang ada dedeknya tuh disini” ucap Melly menunjuk ke arah perutnya Usia kandungan Melly baru 3 minggu "Ibu hamil gak baik sore sore diluar, mending kamu masuk Mel, mas temenin Melly gih" ucap Helwa membereskan piring diatas karpet "Udah 2 minggu mas tidur sama Melly sekarang giliran mas sama kamu Hel" ucap Fajar "Ih mas, tidurnya sama aku, Helwa gapapa kan ?" Ucap Melly "Terserah" ucap Helwa langsung masuk membawa Sepiring brownis dan capucinno "Kamu ini keterlaluan, ini rumah Helwa kenapa kamu yang mengatur dia, dia bisa saja Mengusirmu sekarang Faham !" Ucap Fajar langsung menyusul Helwa "Mas... mas Fajar” panggil Melly namun Fajar tak menghiraukannya Fajar mengetuk pintu kamar Helwa yang terkunci "Hel buka mas mau masuk Hel” ucap Fajar mengetuk pintu kamar "Hel buka, kalau kamu gak buka mas akan tidur diluar didepan pintu sampai kamu buka” ucap Fajar namun tetap tak dihiraukan oleh Helwa karna di dalam Helwa sedang menangis memegangi perutnya "Bantu umi kuat sayang, kamulah kekuatan umi sekarang" bathin Helwa mengelus perutnya Helwa terus menangis hingga terdengar adzan Maghrib di masjid komplek rumahnya Ia langsung mengambil air wudlu, saat hendak mengambil mukena pintu kamar terbuka Hmmm Ia lupa mengambil kunci cadangan pintu kamar dimeja tadi Fajar masuk dengan wajah tersenyum "Tunggu mas Hel, kita jamaah hanya berdua" ucap Fajar langsung masuk ke kamar mandi untuk wudlu Sepanjang Sholat Air mata Helwa tak henti hentinya jatuh Entah ia lelah harus pura pura bahagia didepan semua orang namun sebenarnya ia rapuh. Jika bisa digambarkan hati Helwa itu seperti sebuah kaca yang tipis yang sangat Rapuh, bahkan hanya dg sekali sentuhan dia bisa retak bahkan pecah, namun ia selalu menguatkan diri sendiri dengan memohon kekuatan dari Allah, ia selalu menutupi kerapuhan itu dg tawanya yang membuat orang tak menyangka tentang masalalu wanita bercadar itu TBC By Widya Arrahma
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN