Part 10

1133 Kata
Seseorang kelak akan dikumpulkan dengan yang dicintainya didunia ~WidyaArrahma~ ☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆☆♡☆ Entah apa yang ada di fikiran seorang lelaki yang dg mudah menyakiti hati wanita, menduakan wanita yang selama ini menemani masa sulitnya dengan wanita yang datang secara tiba tiba menghabiskan masa kaya nya. Dengan dalih Bosan Helwa membuka matanya perlahan, rasa sakit didadanya sedikit berkurang Terlihat dokter Sarah tersenyum kearahnya "Alhamdulillah bu Helwa sudah sadar" "Iya dok, tapi kenapa masih sakit yah dok" "Karna ibu menahan rasa sakit itu lebih dari 5 menit dan menunda minum obatnya makanya sakitnya masih terasa" "Saya boleh pulang sekarang dok ?" "Besok saja yah bu, ibu perlu istirahat begitu pun dengan anak ibu" "Tapi saya.. eh apa tadi , anak ?" Tanya Helwa kaget "Iyah apa ibu gak tau ibu Hamil 4 minggu" ucap dokter Sarah tersenyum "Apa keluarga saya sudah tau dok ?" "Belum bu apa saya beritahu atau nanti ibu saja ?" "Saya saja dok, dok biar sakitnya hilang gimana yah, sakit banget dok" "Saya suntikan obat tidur yah biar ibu bisa istirahat" "Iya dok dan tolong jangan beritahu apapun kepada keluarga terutama anak dan penyakit saya" "Iya bu" Dokter Sarah mulai menyuntikan obat tidur agar Helwa bisa tidur dan tidak merasakan sakit di dadanya Setelah Helwa tertidur, dokter Sarah keluar dari ruangan itu, semua keluarga pun berdiri "Dok bagaimana keadaan menantu saya dok ?" Tanya Herman "Bapa jangan khawatir bu Helwa hanya terlalu tertekan batin dan kecapean" "Beneran dok kenapa dia merasa dadanya sakit?" Tanya Fajar "d**a sakit karna bu Helwa kaget, mungkin ada yang sengaja mengagetkan atau apa, bukannya saya sudah bilang ke pak Fajar bahwa bu Helwa tertekan batin agar pak Fajar bisa menjaga emosi beliau, jika beliau banyak Fikiran maka inilah jadinya" terang Dokter Sarah "Sebenarnya apa penyakit Helwa dok?" Tanya Fajar khawatir "Maaf pak saya tidak diperkenankan bu Helwa untuk mengatakannya pada semuanya, biarkan bu Helwa yang menjelaskan, sekarang bu Helwa sudah tertidur, biarkan dia tidur hingga besok agar menghilangkan rasa didadanya itu" "Baik dok terima kasih" ucap Herman "Saya permisi" _________________________________ Semuanya masuk ke ruang inap Helwa terlihat Helwa yang diinfus ditangan kanannya dan selang oksigen di hidungnya Fajar tak kuasa melihat keadaan istrinya, entah penyakit apa yang disembunyikan Helwa darinya "Ibu sana ayah pulang saja biar Fajar yang menjaga Helwa” ucap Fajar "Ga perlu, kamu pulang bawa wanita ini, dan siap siap saja kamu gak akan bisa melihat Helwa lagi" ucap Herman "Yah jangan pisahkan Fajar dengan Helwa yah, Fajar cinta sama Helwa yah" "Cinta koq menghianati" Sindir Ratna "Ayah pulang ke rumah Fajar saja yah biar Fajar yang jaga Helwa" "Rumah kamu?, hhh itu rumah saya belikan untuk menantu saya atas nama Helwa" ucap Herman Helwa menantu namun sudah dianggap anak sendiri karna Fajar anak semata wayang dan Ibunya sangat sayang pada Helwa "Yah kepala ibu koq pusing yah, obat ibu ditas" "Ya sudah kita pulang besok kita jemput Helwa" ucap Herman keluar dari ruang inap Helwa "Kamu pulang saja Mel" ucap Fajar "Aku pulang sendiri gituh, jahat banget sih mas" "Pak Dirman sudah ada didepan, ayo saya antar" "Ya udah aku pulang kamu jangan begadang yah" Fajar hanya mengangguk ... Usai mengantar Melly, Fajar kembali ke kamar Helwa Terlihat Helwa masih merasakan sakit karna dahinya berkerut artinya Helwa belum tidur sepenuhnya Diusap lembut kening Helwa agar merasa nyaman "Selamat tidur sayang" bisik Fajar kemudian mencium kening Helwa lama __________________________________ Helwa terbangun dengan rasa sakit yang benar benar sudah hilang Saat ia melihat di sekeliling terlihat Fajar tidur disisi ranjang dengan menggenggam tangannya yang tanpa infus Terlihat jam sudah menunjukkan pukul 04.10 artinya sebentar lagi akan memasuki waktu subuh "Mas bangun" ucap Helwa menarik tangannya lembut "Eugh" gumam Fajar terbangun dari tidurnya "Helwa mau ke kamar mandi dulu" ucap Helwa menyikap Selimutnya namun tertahan oleh Fajar Dengan sigap Fajar menggendong Helwa menuju kamar mandi "Helwa bisa jalan mas" "Biar gak cape, kalau udah panggil mas yah" "Entar batal lagi dong" "Ya udah wudlu gih ntar jamaah" Helwa mengangguk ______________________________ Pagi harinya Helwa diperbolehkan pulang oleh dokter Sarah Sesampainya dirumah terlihat Ayah dan ibu sedang bersiap menuju rumah sakit "Assalamualaikum Ayah ibu” ucap Helwa "Waalaikumussalam, baru mau dijemput Hel” ucap Herman "Nggih ayah ndak usah, ayah istirahat ajah" "Harusnya ayah yang ngomong gituh" "Ya udah masuk yuk, ibu udah bikinin makanan kesukaan Helwa" ucap Ratna "Pecel lele bu ?" "Baru sembuh jangan makan sambel, ibu bikin soto tauco dengan daun bawang yang banyak kan itu kesukaan kamu juga" ucap ibu "Makasih yah bu" ucap Helwa memeluk Ratna Kehangatan pelukan seorang Ibu yg Helwa rasakan sekarang membuatnya bersyukur, setidaknya dari semua ujian yg Allah berikan, Allah masih menghadirkan seorang mertua yg baik, yang mengisi kekosongan hatinya karna dia sudah broken home sejak kecil. Tak merasakan kasih sayang ibu sedari kecil membuat Helwa selalu kuat menghadapi ujian dan menyimpan air mata dalam tawa, karna itu hal yang biasa ia lakukan sejak dulu. Sejak dulu ia tak boleh melampiaskan kesedihan maupun kemarahannya kepada apapun dan siapa pun, dia hanya bisa melampiaskannya dalam tangis diatas ranjang usang miliknya. Menutup kesedihan dg canda Tawa seakan makanan sehari hari yang selalu dilakukan Helwa dimana pun dan kapan pun, hingga sekarang dia terbiasa dg air mata yang tertutup tawa Terkadang orang tua hanya mementingkan ego nya sendiri, dia tak memikirkan perasaan anaknya yang terluka sangat dalam karna perilakunya Seperti contoh nya dulu yang dialami Helwa, dia pernah benci terhadap adiknya, krna semasa kecilnya perlakuan ayahnya terhadapnya berbeda dg perlakuan ayahnya dg adiknya, hingga ada hasutan setan untuk membenci adiknya. Malam itu pertengkaran terjadi dirumah kecil yang sering diisi tangisan Helwa dimalam hari, Helwa menangis kencang untuk pertama kalinya didepan orang tuanya, dia melampiaskan semua amarah yang selama ini dia pendam, namun kedua orang tuanya sama sekali tak sadar, bahwa putri pertama mereka terluka karna sikap mereka Mereka semakin memojokkan Helwa dan mengatakan Helwa yang Egois, tak punya hati, tak bisa bersikap dewasa, dan puncaknya satu pukulan mendarat dikepala Helwa yang mengakibatkan gadis itu pingsan dengan darah mengalir di hidungnya Lagi lagi keduanya tak peduli, sang ayah yg memukul Helwa hanya mengangkat gadis itu dan memindahkannya di ranjang tanpa mengobatinya ataupun mengucapkan permintaan maaf. Hal itu sempat membuat Helwa Trauma dan tak mau bertemu ayahnya Namun mereka tak peduli, Sampai Akhirnya Helwa mengumpulkan uangnya agar bisa konsultasi ke psikolog, dan saat itu ia divonis menderita PTSD (post traumatic stress disorder) atau gangguan stres pasca trauma adalah gangguan mental yang muncul setelah seseorang mengalami atau menyaksikan peristiwa yang tidak menyenangkan. PTSD merupakan gangguan kecemasan yang membuat penderitanya teringat pada kejadian traumatis. Helwa melakukan pengobatan dan terapi rutin selama 3 bulan sampai akhirnya dia sembuh dan merasa aman didekat keluarganya, dan hal itu pula yang menjadikan Helwa menjadi Psikolog sampai sekarang, dia ingin membantu anak anak yg bernasib sama sepertinya. (Cuplikan diatas diangkat dari kisah nyata seseorang yang mungkin kalian kenal) TBC By Widya Arrahma
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN