“Coba dulu bicara dengannya.” Arata mengembuskan napas kuat, lalu duduk di tepi ranjangnya. “Sebenarnya untuk apa kamu bermain alat musik kalau bisa menikmati musiknya saja?” “Menikmatinya saja nggak cukup. Aku ingin menciptakannya. Aku ingin belajar main biola karena aku sangat suka suara dari biola.” “Setelah belajar giat, setelah kamu berhasil menjadi mahir, lalu, apa? Menunjukkan pada dunia bahwa kamu bisa main biola atau memendamnya untuk dirimu sendiri?” Mata Mila membulat, kedua tangannya luruh di samping badan. “Aku nggak kepikiran sampai sejauh itu. Aku hanya ingin melakukan hal yang kusukai. Apa salah kalau aku juga ingin bersenang-senang? Aku nggak bisa bebas jalan-jajan di luar sana, nggak bisa ke pantai sesuka hati, nggak bisa bermain di taman hiburan juga. Ayah akan terus