♫ ♫

952 Kata

“Kenapa kita nggak main bertiga?” tanya Mila, yang tahu-tahu saja sudah di atas panggung. Jangan lupakan senyuman secerah mentarinya itu. “Auh, silau,” kata Altha saat menutupi wajah dengan punggung tangan, membuat Mila tertawa, tapi membuat wajah arata kesal seolah lelaki berkacamata itu berkata, ‘kamu gila.” Altha lalu menyenggol lengan Arata, dua alisnya naik turun, senyuman melebar. “Kalian berdua ini benar-benar menyebalkan,” keluh Arata. Mila dan Altha bersorak serentak, “Yeey!” “Aku akan berlatih sendiri dulu. Atlan, ajari Arata, ya?” Mila kembali ke sudut kanan ruangan. “Haaah.... anak itu selalu saja semaunya,” gerutu Arata. “Ah, anak itu sangat imut,” kata Altha sembari bertopang dagu pada bodi piano. “Jangan lihat adikku dengan tatapan mesum.” Altha berdecak sebal. “Ya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN