♫ ♫

1220 Kata

Dia bahkan merasa menjadi lelaki berengsek karena beberapa waktu lalu berpikir Rena memang gadis gampangan. Selama beberapa menit berikutnya, Arata membiarkan Rena memeluk lengannya, membiarkan gadis itu membasahi lengan bajunya, dan membiarkan gadis itu meneriakkan hal yang sama berulang kali, bahkan mengabaikan tatapan seorang satpam dekat motel yang menatap heran mereka berdua. Setelah Rena lebih baik, Arata lantas mengambil jaket dari dalam tasnya dan menyampirkan di bahu sang kakak kelas. “Bisa jalan?” tanya Arata ketika melihat kaki Rena seperti goyah. “Aku nggak selemah itu,” kata Rena dengan nada angkuh, padahal suaranya serak. “Harusnya kutendang saja tadi burung pria itu. Atau kujambak rambut noraknya yang berminyak dan menjijikkan. Ah, mencekik lehernya juga terdengar menarik

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN