Juwita seketika bergeming seraya mengusap pipinya yang terasa sakit akibat tamparan. Rasa panas pun seakan menjalar hampir ke seluruh wajahnya, padahal ia hanya mendapatkan tamparan itu di satu sisi wajah saja. Begitu kerasnya tamparan seorang Stela hingga membuat wajahnya memerah bahkan sedikit membengkak. "Dasar b******k! Berani kamu menampar aku Kakakmu sendiri, hah!" teriak Juwita merasa murka. Telapak tangan wanita itu melayang ke udara hendak membalas tamparan adik angkatnya. Namun, belum sempat telapak tangannya mendarat sempurna di wajah Stela, Akbar sudah terlebih dahulu menahannya. Pria itu menggenggam erat pergelangan tangan Stela seraya menatap wajahnya tajam. "Stop!" bentak Akbar. "Apa yang kamu lakukan, Juwita? Jangan berani-beraninya kamu menyentuh Stela!" Juwita mendeng