Jovanka berlari ke arah lift dan menekan tombol turun, untung saja lift itu langsung terbuka. Luka masuk terlebih dulu disusul Jovanka dan kini mereka berdua berdiri di dalam sana dengan canggung. Jovanka melirik Luka yang berdiri di pojokan dengan kepala tertempel di dinding lift. "Anda yakin tidak perlu ke rumah sakit,Tuan? Atau mungkin, Anda butuh dokter Rensi?" tanya Jovanka khawatir. "Tidak. Antarkan aku pulang saja," kata Luka. "Kau bawa mobilku?" "Ya." Jovanka menelan saliva. Ia takut akan mendapatkan bentakan karena menggunakan mobil Luka untuk keperluan pribadi alih-alih urusan pekerjaan. Namun ternyata, Luka tidak berkomentar lagi. Jovanka mempersilakan Luka keluar dari lift lebih dulu begitu pintu terbuka. "Ehm, Tuan! Apa Anda membawa mobil? Bagaimana Anda datang ke sini?"