Vhyung mendudukkanku di atas kursinya kemudian membatasi akses gerak untukku. Ekspresi wajahnya benar-benar terlihat marah. Apa aku baru saja menarik tuas kemarahannya ? "Apa yang sudah kau lakukan ?!" makinya kesal. Berbanding dengan diriku yang terlihat tenang memandangnya dengan lurus. Bukan. Aku memandanginya dengan penuh penasaran. Banyak tanya yang diawali dengan kata kenapa dalam kepalaku. Tapi tak kuujarkan. Aku ingin tahu seberapa banyak yang ingin dia katakan tanpa provokasi dariku. "Sebuah kejutan bukan begitu ?" kataku ringan. "Kejutan ? Kau memperparah keadaan ! kau bahkan tidak ada hubungannya dengan semua ini !" "Oh begitukah ?" "Ya! kenapa kau harus datang ?! kenapa kau bertingkah seperti kau memahamiku ? Kenapa kau selalu mempermainkan aku ?" Aku memberinya seringa