ESS - Chapt 16.1

2107 Kata

     Pagi sudah mulai kehilangan harapan yang baru saja tumbuh di wajah cantik mengenakan pakaian serba merah muda, kain yang ia kenakan selalu melindungi bagian tubuhnya. Rok yang hanya menampilkan betis mulus itu tersibak saat ia menuruni anak tangga, tangan yang terlindungi kaos panjang itu hanya sanggup menampilkan jemari lentik memegang penyangga tangga.      Senyum yang mulai terbentuk kini pudar karena Rosie hanya bisa menyanggupi kenyataan malam itu. Hari di mana sangat berat untuk diterima juga Rosie tak bisa berkehendak banyak, ia sadar bagaimana dirinya yang tak bisa melawan keadaan.      "Oma…," Rosie mencari keberadaan Sabrina.      Sepi. Tak ada sahutan, tapi langkah sepatu terdengar dari arah ruang tamu. Rosie pun penasaran dan ia datang ke arah sumber suara, saat itu tak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN