Ruangan ini terasa begitu dingin sama halnya dengan tatapan laki-laki ini yang saat ini membuat hatinya membeku. Dingin dan tidak terlihat kehangatan sedikitpun darinya, namun sialnya laki-laki ini sangat mirip dengan putranya Damar. "Saya ingin mengundurkan diri dan tidak perlu uang kalau hanya untuk makan," ucap Wirda.
"Kalau begitu kau tidak pantas membesarkan putraku!" Ucap Januarta sinis.
"Putra yang mana? Aku tidak merasa pernah melahirkan putramu," ucap Wirda dingin.
Janu mengangkat sebelah alisnya, apa perlu saya ingatkan Bagaimana saya membuahi rahim kamu?" Ucap Januarta sinis.
Wirda ingin segera keluar dari ruangan ini. Namun kakinya terhenti saat mendengar ucapan Januarta "Pergi dari sini, dipecat secara tidak hormat dan tidak akan diberikan rekomendasi. Pengacara saya akan datang ke Rumah kamu melihat kelayakan kamu menjadi ibu Damar, kalau tidak layak saya akan mengambil Damar dari kamu," ucap Januarta.
Wirda mengepalkan tangannya dan ia membalikkan tubuhnya menatap Januarta. Wajah tampan dan dingin ini, ingin sekali rasanya memukulnya dengan kasar hingga ia puas. "Apa hakmu mengambil anakku, aku yang melahirkannya," teriak Wirda.
"Saya yang membuatnya? Apa kamu lupa malam-malam yang kita lewati bersama," ucap Januarta membuat Janurta mendesis kesal.
"Kemana kamu selama ini? Kenapa kamu muncul lagi dihidup aku?" ucap Wirda. Ia yakin semua ini bukanlah kebetulan dan kemungkinan besar Janu tahu ia yang akan menjadi skretarisnya.
Januarta memilih untuk tidak menjawab pertanyaan Wirda yang penasaran kenapa baru sekarang Janu datang kembali ke kehidupannya. "Kalau kamu tidak bekerja kamu bayar uang ganti rugi dan juga siap-siap kehilangan hak asuh Damar!" ucap Janu.
"Kau...kau tidak bisa memisahkan aku dan anakku," lirih Wirda.
"Kenapa tidak bisa? Selama ini dari dia lahir aku telah memberikan waktu untukmu bersamanya," ucap Janu.
"Urus peceraian kita!" Pinta Wirda.
"Siapa yang ingin bercerai? Kamu?" Tanya Janu.
"Janu..." teriak Wirda prustasi.
"Kali ini keluargamu tidak boleh ikut campur, aku sudah berusaha bersabar menghadapi tingkah kekanakan bocah ingusan seperti kamu Wirda," ucap Janu dingin.
"Kamu sudah tahu kalau aku hanya bocah ingusan tapi kenapa kau tetap saja ingin mengurungku, menghamiliku dan menikahiku," ucap Wirda. Alasannya hanya satu balas dendam Janu kepada Kelvin Kakak sulungnya. Janu menganggap Kelvin Kakaknya yang telah menyebabkan adiknya bunuh diri. Dendam yang membuat Janu melakukan rencana busuknya hingga ia akhirnya memilih melampiaskannya kepada dirinya yang tidak tahu apa-apa.
"Bocah ingusan yang menghangatkan ranjangku," ucap Januarta membuat Wirda sangat shock.
"Kau memang menyebalkan, mari kita bercerai!" Ucap Wirda.
Januarta menatap tajam Wirda "Kalau ingi bercerai jangan harap kamu bisa bertemu Damar!" Ucap Janurta.
"Apa maksud kamu?" Tanya Wirda. "Kamu ingin memisahkan aku dari anakku?" Tanya Wirda.
"Kamu yang ingin berpisah darinya," ucap Januarta. Wirda tahu jika melawan seorang Januarta hanya akan melibatkan keluarga besarnya dan ia tak ingin merepotkan mereka karena masalah ini. Benar kata Aruna ia tak bisa lagi bersembunyi dari masalalu yang menjeratnya, ia harus kuat menghadapi Januarta Sanjaya Satyas. Namu apakah ia mampu menang dari laki-laki kuat dan berpengaruh seperti Janu apalagi tanpa bantuan dari keluarga besarnya, ia hanyalah wanita lemah.
"Kamu jelas tahu kalau aku tidak ingin berpisah dari anakku," lirih Wirda.
"Kalau begitu ikuti peranmu sebagai Mamanya Damar dan saya sebagai Papanya Damar," ucap Janurta.
"Tidak, selama ini kami baik-baik saja tanpa kamu," ucap Wirda.
"Baik-baik dari mana? anak itu butuh Papanya, kesabaranku sudah hampir pada batasnya, membiarkan kamu melahirkan sendiri dan membesarkan anakku sendirian adalah hukuman yang pantas aku dapatkan. Perjanjian dengan Gatra dan Kelvin telah selesai dan aku kembali untuk mengambil keluargaku!" ucap Januarta.
"Keluarga yang mana, maksud kamu?" Lirih Wirda.
"Kamu, Damar dan saya," ucap Janu dingin dan terlihat dengan jelas dari tatapannya kepada Wirda jika ia tidak ingin dibantah.
"Apa kamu pikir laki-laki jahat seperti kamu pantas untuk dimaafkan dan aku yang bodoh ini memilih untuk tinggal bersamamu membangun rumah tangga yang utuh?" Tanya Wirda.
"Kalau saya jahat kepadamu saya tidak akan melepaskan kamu selama lima tahun ini, kau akan terap terkurung di Rumah saya dan kau tak bisa sebebas ini. Ikuti semua perintah saya jika kau masih ingin bersama putramu jika tidak, kita berpisah dan hak asuh Damar akan menjadi milik saya!" ucap Janu.
"Hak asuh akan jatuh kepada ibunya," lirih Wirda dan ia akan berjuang keras demi mendapatkan hak asuh putranya.
"Apa kau yakin? Saya bisa melakukan apapun untuk mendapatkan apa yang saya inginkan, menghancurkan kamu bahkan lebih mudah. Apa kamu ingin saya kembali mengurung kamu seperti dulu? Dan kembali melahirkan anak untuk saya sebagai pengganti Damar setelah itu kamu boleh pergi," ucap Janu dingin.
"Dasar gila," teriak Wirda.
"Tetap kerja bersamaku dan tunjukkan padaku kalau kamu memang bisa menjadi ibu yang baik untuk Damar. Kalau nanti malaikat baik membisikkan ditelinga saya kalau saya akan memperlakukan kamu dengan baik, kamu akan sangat beruntung tapi kalau tidak, kamu siap menerima akibatnya. Jadi jangan membangunkan sikap saya yang suka memaksa dan mengurung kamu seperti dulu," ucap Janu.
Wirda merinding mendengar ucapan Janu dan ia menatap Janu dengan sengit. Janu menunjukkan video Damar yang saat ini sedang bermain bersama orang-orang suruhannya. "Anak saya ternyata cerdas seperti saya," ucap Janu.
"Dimana anakku?" Tanya Wirda panik. Ia mengambil ponselnya menghubungi salah satu guru di Sekolah Damar, namun ternyata Damar dijemput Laksmi Maminya. "Dimana Mami dan anakku?" Lirih Wirda.
"Di Rumah kita," ucap Januarta.
"Omong kosong, dasar gila!" Teriak Wirda.
"Apa kau akan bersikap bar-bar seperti ini didepan Damar?" Tanya Januarta namun Wirda memilih untuk tidak menjawab ucapan Janu. Wirda keluar dari ruangan Janu dengan menutup pintu dengan kasar. Asisten Janu terkejut dan baru kali ini ada perempuan yang sangat berani kepada Januarta Sanjaya Satyas. Bersikap kasar dan tidak ada manis-manisnya bahkan berani berteriak kencang didepan Janu.
Wirda mengacak-acak rambutnya dan ia harus bertemu dengan Kelvin Kakaknya sekarang juga. Ia butuh penjelasan dengan apa yang terjadi dan ia tak ingin menjalani kehidupan neraka seperti dulu. Wirda mengambil tasnya dan ia meneteskan air matanya membuat Septi terkejut. "Loh kenapa Wirda? Cerita dong!" Pinta Septi dan ia segera memeluk Wirda.
"Suami gila itu datang dan mau ambil Damar dari aku," ucap Septi.
"Kamu lawan saja pakai pengacara Wirda!" Ucap Septi.
"Entahlah aku bingung," ucap Wirda. "Aku pulang dulu!" Ucap Wirda.
"Oke," ucap Septi.
Wirda melangkahkan kakinya dengan cepat dan saat ini tujuannya adalah Wiyasa grup tempat dimana Kelvin berada, ia sangat kesal dengan perjanjian yang dimaksud Januarta. Sementara itu Januarta mengangkat sudut bibirnya karena sekarang tidak ada lagi orang-orang yang bisa menghalanginya membuat perangkap untuk Wirda. Sesuai dengan perjanjian saat itu mereka setuju untuk tidak ikut campur dengan masalah rumah tangganya lagi. Lima tahun bersabar dan hanya bisa melihat video pertumbuhan anaknya serta video istrinya yang bertransformasi dari permpuan kecil yang ia sebut bocah ingusan, berubah menjadi perempuan imut dan cantik yang dewasa.
"Milikku akan tetap menjadi milikku!" Ucap Janu membuat asisten Janu terkejut mendengar ucapannya. Ia penasaran dengan apa yang dimaksud dengan ucapan Janu, namun ia menahan diri untuk tidak bertanya karena tidak ingin Janurta kesal padanya hingga hari liburnya akan ia habiskan bersama Janu hanya sekedar bermain tenis, basket atau benang. Bos jomblonya ini tidak terlihat tertarik dengan wanita dan bahkan tidak membicarakan masalah pribadinya.
Janu berdiri membuat asistennya juga ikut berdiri. "Ayo pulang!" Ucap Janu.
"Kemana Pak? Ke Sanjaya grup?" Tanya Asisten Januarta Sanjaya Satyas.
"Pulang, ke Rumah," ucap Januarta.
Asistennya menjadi bingung karena biasanya Janu jarang sekali pulang ke Rumahnya pada jam seperti ini. Tapi kali ini tiba-tiba Januarta ingin pulang membuatnya penasaran apa yang terjadi kepada Januarta. Mereka melangkahkan kakinya keluar dari ruangan ini dan Janu menghentikan langkah kakinya saat melihat tempat yang harusnya Wirda duduk saat ini telah kosong. Wirda sepertinya segera pulang tanpa izin darinya menbuatnya mengangkat sudut bibirnya karena merasa senang Wirda terpancing dan terlihat sangat marah padanya.
Janu melanjutkan langkah kakinya keluar dari gedung ini, beberapa orang terlihat penasaran dengan sosoknya. Apalagi ia dikenal sebagai Januarta Sanjaya pemilik Sanjaya grup yang merupakan pengusaha muda yang sangat sukses. Banyak orang yang tidak tahu kalau Januarta Sanjaya juga seorang Satyas. Ibu kandung Janu merupakan putri bungsu Alisatyas yang memiliki kerjaan bisnis yang telah berdiri sejak dulu bahkan nama besarnya, lebih dikenal didunia bisnis. Januarta menjadi pengusaha sejak muda dan memegang jabatannya sebagai pemilik Sanjaya grup menggantikan sang Papi yang telah meninggal bersama Maminya karena kecelakaan.