"Bapak kenapa?" "Salma, kamu ...?" Raihanah menatap bingung pada pria dengan rambut beruban dan sedikit botak, raut wajahnya terlihat begitu sedih. Raihanah pun terdiam, dia hanya bisa melirik pada tangan pria paruh baya di depannya yang tengah menyentuh pipinya. "Salma ...." Raihanah semakin bingung saat melihat air mata pria paruh baya di depannya. Dia bingung, entah apa yang terjadi, harusnya dia bisa menepis tangan laki-laki yang bukan mahramnya untuk menyentuhnya. Tapi, yang terjadi adalah, dia hanya bisa diam. Air mata dan sorot mata penuh sesal dan kesedihan yang terpancar dari mata sayu di depannya, membuat Raihanah turut merasakan kesedihannya. Bahkan, andai pria itu adalah ayahnya, Raihanah akan langsung memeluknya dan mengatakan, "Jangan sedih." "Salma ka-kamu kemana s