Bab 29

1524 Kata

“Hay, Pacar!” Bang Ferdi tersenyum ke arahku. Sikap santainya dan sapaan khas yang belum dua hari ini lekat di bibirnya membuatku tersenyum lega. Sepertinya Bang Ferdi tak melihat aku turun dari mobil bosnya. Duh, kalau selingkuh ketahuan itu gini, kali ya? Padahal kan status kami bertiga masih abu-abu muda. Gak kelihatan garisan hitam dan putihnya. “Aku duluan ya, Bang!” Aku mengisyaratkan untuk pergi ke dalam duluan. Dia menaikkan satu alisnya ke atas dan mengangguk santai. Lalu mobil itu pun melaju menuju parkiran. Kurasa semua masih aman. Setidaknya aku hanya perlu menjaga perasaannya seminggu ke depan. Setelah itu, aku bisa mulai menata pikiran ini dengan tenang. Mikirin gimana cara naklukin orang tuanya Mas Bos Duren dan mendapatkan restu dari Ibu. Seminggu ini, aku harus mencari

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN