Bab 30

1685 Kata

Acara makan-makan pun usai. Semua balik ke kantor dengan wajah sumringah. Mereka turut bahagia katanya. Padahal kan yang bahagia cuma Bang Ferdi saja, aku sih, enggak. Aku yang gak tenang, akhirnya nekat kirim pesan dulu. Duh, mana bisa fokus kalau chat dia terakhir seperti itu. [Pak, tadi itu hanya salah paham. Bapak ‘kan tahu yang saya ceritakan ke Bapak waktu itu. Aku sama Bang Ferdi hanya bercandaan. Tadi itu Tika saja yang bikin rusuh, eh Bang Ferdi ladenin lagi ngajak makan-makan. Bapak jangan marah, ya!] Aku fokus pada layar gawai. Ruangannya yang senyap membuatku kok makin kepikiran. Aku abaikan ucapan selamat yang masih berdatangan. Pesan terkirim. Centang dua warna biru, tapi gak dibalas. Duh, padahal dia lagi online. “Makasih, ya, Fer! Semoga naik ke pelaminan!” Pak Bowo m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN