Bab 19

1303 Kata

Aku menunduk dalam. Pikiran dan hati berperang. Apakah memilih tetap pergi dengan Bang Ferdi atau mengalah demi Hani. Mungkin kalau ada yang bias dengar suara hati ini, sudah dar dor dar dor sejak tadi. “Nda ….” Suara Hani memelas. Aku memejamkan mata, bagaimanapun bukan siapa-siapanya, yang ada malah membuat Mak Macan jadi meradang lagi, huh. Namun gak mungkin kujelaskan pada Hani, dia gak akan paham. Aku lalu kuberjongkok dan menggenggam jemari kecil mungil itu. “Hani, Nda ada meeting dulu sampai malam. Hani pulang dulu ya sama Ayah. Nanti Nda telepon kalau meetingnya sudah selesai.” Aku mencoba memberi penawaran. Moga-moga dia paham. Duh hati, gak tega padahal. Apalagi langsung saja wajahnya yang tadi ceria jadi murung. “Yah ….” Dia tak banyak bicara. Dia melepaskan jemari kecil

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN