Dior membanting tangan Alaska demi untuk menghindari munculnya perasaannya terhadap Alaska kembali. Tetapi, “Aaahhh-aahhh...” Lima langkah kaki Dior berhenti ketika dia mendengar suara rintihan dari mulut Alaska. Dia segera menoleh kembali ke arah Alaska dan dia mendapati Alaska yang sedang merintih kesakitan sambil meringkuk di atas aspal sambil memegangi perutnya. Tanpa mau mencurigai apa-apa, Dior kembali mendekati Alaska dengan segala kekhawatirannya. “A-Alaska, apa yang terjadi padamu?” “Perutku-sakit-sekali.” Alaska menjawab dengan terbata. Peluh keringat membasahi kedua sisi wajahnya dan dia tampak sangat pucat. Dior pun bingung harus melakukan apa, sedangkan dia tidak bisa bahasa Turki sedikit pun. Dia panik sambil melihat ke sekitarnya untuk meminta bantuan. Tetapi, lagi-lag