Caca masih terdiam di bangku taman tersebut, tidak percaya sekaligus terpukul akan ucapan James.
Dada nya sakit sekali, baru satu minggu ia ditinggal pergi sang ibu untuk selama-lamanya, kini, ia harus merasakan kehilangan lagi. Yaitu ditinggal seorang kekasih.
Caca tidak mau disebut berlebihan atau semacam nya, namun memang sesakit ini ditinggal seseorang yang sudah ia anggap sebagai setengah hidup nya.
Ditinggal seseorang yang berjanji akan menikahi nya dan hidup bahagia selamanya. Sayangnya, takdir berkata lain, semesta tak terlalu baik untuk mengijinkan mereka untuk terus bersama nya.
Ia fikir, ia sudah cukup sempurna untuk menjadi pendamping James, tapi tidak. James masih merasa kurang dan memilih untuk bersama orang lain dan meninggalkan dirinya seorang diri di hubungan yang
