Bab 44. Kalian Tidak Menikah Terpaksa, Kan?

1026 Kata

Ilyas langsung meletakkan ponsel lagi dan mendekati Amira. Istri sedang memakai make up, ditatap begitu betah oleh Ilyas. Bahkan dia merangkul Amira dari belakang. "Jangan cantik-cantik," komen Ilyas. Tanpa perlu menoleh, Amira sudah bisa melihat wajah suaminya dari pantulan cermin. Bibirnya langsung mengulas senyum. Pagi dengan nuansa hangat ditemani sinar mentari memasuki kamar. Amira benar-benar merasa nyaman berada dalam dekapan suami. "Mendadak tidak ingin jalan-jalan." "Kenapa, Mas?" Amira melanjutkan kegiatannya berkutat pada alat tempur make up. Pandangan Ilyas mengunci wajahnya yang cantik. "Serasa ingin mengungkung kamu di ranjang saja," bisik Ilyas. Matanya melirik kesal dan mulai menyikut, sampai suaminya menjauh dengan tangan mengusap perut. "Sakit, Sayang." "Sana p

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN